Kepatuhan Jadwal Obat Kunci Kendalikan Parkinson, Ini Kata Apoteker
Penderita Parkinson disarankan untuk patuh terhadap rejimen pengobatan yang diresepkan oleh dokter. Ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat, termasuk melewatkan dosis atau mengonsumsi tidak sesuai jadwal, berpotensi memicu kembalinya gejala dan memperburuk kondisi pasien.
Menurut seorang apoteker klinis dari RS Pusat Otak Nasional, kepatuhan terhadap jadwal minum obat sangat krusial dalam mengelola kondisi Parkinson. Dalam sebuah talkshow edukasi yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Parkinson Sedunia, ia menekankan pentingnya konsistensi dalam pengobatan.
"Putus obat dapat menyebabkan gejala kembali, seperti otot kaku dan gangguan persendian, sehingga penanganan Parkinson menjadi tidak efektif. Usahakan untuk tidak menghentikan pengobatan," ujarnya.
Apoteker tersebut menjelaskan bahwa pasien perlu memahami cara minum obat yang benar sesuai anjuran dokter. Sebagai contoh, jika obat diresepkan sekali sehari, maka harus diminum setiap 24 jam. Untuk resep dua kali sehari, intervalnya adalah setiap 12 jam, dan untuk tiga kali sehari, jedanya adalah setiap 8 jam.
Menanggapi situasi ketika pasien lupa minum obat pada waktu yang ditentukan, ia menyarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat. Namun, jadwal konsumsi berikutnya harus disesuaikan berdasarkan waktu minum terakhir, bukan kembali ke jadwal semula.
Selain ketepatan waktu, ia juga menyoroti pentingnya memperhatikan cara konsumsi obat tertentu, terutama Levodopa. Obat ini sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong untuk memastikan penyerapan yang optimal.
"Levodopa sebaiknya diminum saat perut kosong. Obat ini dapat berikatan dengan protein makanan, sehingga mengganggu penyerapan. Efektivitasnya juga akan menurun jika diminum bersamaan dengan makanan," jelasnya.
Ia merekomendasikan untuk mengonsumsi Levodopa satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.
Bagi pasien Parkinson yang menggunakan selang makanan, apoteker menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau apoteker mengenai obat yang dapat dihancurkan atau memerlukan sediaan khusus. Tujuannya adalah untuk memastikan efektivitas terapi tetap terjaga.
Ia menambahkan bahwa kepatuhan terhadap jadwal minum obat dan kontrol rutin ke dokter merupakan langkah penting untuk mencegah progresivitas gejala. Dengan penanganan yang tepat, pasien Parkinson tetap dapat menjalankan aktivitas sehari-hari secara normal dan produktif.