Uskup Maumere Gelar Kamis Putih Penuh Makna di Rutan, Basuh Kaki Warga Binaan

Di tengah suasana khidmat, Uskup Maumere, Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, memimpin perayaan Misa Kamis Putih yang menyentuh hati di Rumah Tahanan Kelas IIB Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Momen sakral ini menjadi oase spiritual bagi para warga binaan yang tengah menjalani masa hukuman.

Inti dari perayaan Kamis Putih ini adalah pembasuhan kaki oleh Uskup Ewaldus kepada 12 warga binaan. Tindakan ini bukan sekadar ritual, melainkan simbol mendalam dari cinta kasih tanpa syarat dan pelayanan tulus. Pembasuhan kaki ini merepresentasikan teladan Yesus Kristus yang merendahkan diri untuk melayani para murid-Nya, sebuah pesan universal tentang kerendahan hati dan pengorbanan.

  • Simbolisme 12 Warga Binaan: Dipilihnya 12 warga binaan memiliki makna simbolis yang kuat, mengingatkan pada 12 rasul yang hadir dalam Perjamuan Malam Terakhir Yesus. Tujuh dari antara mereka berasal dari Nangahale dan tengah menghadapi konsekuensi hukum atas kasus perusakan properti perusahaan.

Dalam homilinya, Uskup Ewaldus menyampaikan pesan yang membangkitkan semangat dan harapan. Beliau menekankan bahwa para warga binaan bukanlah individu yang terbuang atau dilupakan. Sebaliknya, mereka adalah saudara dan bagian dari komunitas yang lebih besar, yang rentan terhadap kesalahan dan kelemahan manusiawi.

"Kalian bukanlah orang buangan. Kalian adalah sesama saudara kami. Kita semua adalah makhluk yang lemah dan rapuh, terkadang kita jatuh pada kesalahan yang sama," ujar Uskup Ewaldus dengan penuh kasih.

Uskup Ewaldus meyakinkan para warga binaan bahwa belas kasih Tuhan senantiasa hadir, bahkan di balik dinginnya jeruji besi. Pengalaman di rutan hendaknya menjadi momentum berharga untuk introspeksi diri, memperbaiki diri, dan bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik.

Perayaan Ekaristi di lingkungan rutan bukan merupakan pengecualian, melainkan bagian integral dari tradisi Gereja Katolik yang dihayati secara global. Uskup Ewaldus menyoroti bahwa perayaan serupa juga berlangsung di berbagai keuskupan di seluruh dunia, termasuk di Vatikan, dengan melibatkan para uskup dan imam agung.

"Di Roma malam ini juga, para uskup dan imam agung sedang merayakan Ekaristi Kamis Putih di salah satu penjara. Jadi hampir semua uskup melakukan hal yang sama," jelas Uskup Ewaldus.

Di penghujung misa, Uskup Ewaldus memohon doa dari para warga binaan agar dirinya senantiasa diberi kekuatan dan kebijaksanaan untuk menjadi gembala yang baik bagi umatnya. Permohonan ini mencerminkan kerendahan hati seorang pemimpin spiritual yang menyadari pentingnya dukungan dan doa dari seluruh komunitas.

"Mari kita saling mendoakan. Saya juga mohon doa dari kalian agar saya tetap menjadi gembala yang baik," tutup Uskup Ewaldus dengan tulus.