Miniatur Masjid Al Akbar Surabaya dari Cokelat: Karya Seni Kuliner Ramadan di Ciputra World Hotel
Miniatur Masjid Al Akbar Surabaya dari Cokelat: Karya Seni Kuliner Ramadan di Ciputra World Hotel
Suasana Ramadan di Surabaya tahun ini diwarnai dengan hadirnya sebuah karya seni kuliner yang unik dan memukau. Di lobi Ciputra World Hotel, sebuah replika Masjid Al Akbar Surabaya yang terbuat sepenuhnya dari cokelat terpampang megah, menjadi pusat perhatian pengunjung selama bulan suci. Karya monumental ini merupakan buah kreativitas Chef Ferdiyanzah dan timnya, yang telah mencurahkan waktu dan keahlian untuk menciptakan detail-detail menawan dari ikon kota Pahlawan tersebut.
Miniatur yang memiliki dimensi 1,4 meter lebar, 1,2 meter panjang, dan 75 cm tinggi ini membutuhkan bahan baku yang tak sedikit. Chef Ferdiyanzah mengungkapkan bahwa proses pembuatannya menghabiskan 40 kilogram cokelat, terdiri dari 25 kilogram cokelat putih, 5 kilogram cokelat hitam, dan 10 kilogram gula icing. Proses pengerjaan yang memakan waktu sekitar lima hari ini melibatkan kerja sama tim yang solid, menunjukkan dedikasi tinggi untuk menghasilkan karya seni yang luar biasa ini. Mereka memulai proses dengan membuat sketsa dasar lantai masjid, lalu secara bertahap membangun pilar-pilar, membentuk kubah yang megah, dan menambahkan detail-detail seperti jendela dan ornamen khas Masjid Al Akbar. Untuk memastikan keakuratan replika, Chef Ferdiyanzah bahkan melakukan survei langsung ke Masjid Al Akbar, mengamati warna dan detail arsitektur secara saksama. Hal ini menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap detail dan akurasi dalam mereplikasi bangunan ikonik tersebut.
Namun, perjalanan pembuatan miniatur ini tidaklah mudah. Chef Ferdiyanzah menyebutkan bahwa tantangan terbesar terletak pada pembuatan detail-detail yang rumit, seperti jendela dan keramik masjid. Memastikan presisi dan kehalusan detail-detail ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran ekstra. Membuat bagian kubah juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam hal penyesuaian warna agar senada dengan aslinya. Chef Ferdiyanzah harus melakukan percobaan pencampuran warna, mengkombinasikan warna biru dan ungu hingga mendapatkan nuansa warna kubah yang tepat. Untuk menjaga kualitas dan keawetan miniatur cokelat ini, Chef Ferdiyanzah memilih cokelat compound yang tahan lama dan tidak mudah meleleh, bahkan di suhu ruangan ber-AC. Ketahanan ini memungkinkan miniatur tersebut dipamerkan selama lebih dari satu bulan, memberikan kesempatan bagi lebih banyak pengunjung untuk mengagumi hasil karya yang menakjubkan ini. Ketekunan dan dedikasi Chef Ferdiyanzah dan timnya telah menghasilkan sebuah karya seni yang tidak hanya indah, tetapi juga menjadi bukti nyata akan kreativitas dan keahlian dalam memadukan seni kuliner dengan arsitektur.
Proses pembuatan miniatur ini merupakan contoh nyata bagaimana kreativitas dapat diwujudkan dalam bentuk yang unik dan menarik, khususnya dalam momen Ramadan. Miniatur Masjid Al Akbar dari cokelat ini bukan sekadar pajangan, melainkan sebuah karya seni yang memperlihatkan kemegahan Masjid Al Akbar dalam bentuk yang berbeda dan mengesankan.