Masjid Baiturrahman di Pulau Raas Sumenep Ambruk Jelang Tarawih, Tak Ada Korban Jiwa
Masjid Baiturrahman di Pulau Raas Sumenep Ambruk Jelang Tarawih, Tak Ada Korban Jiwa
Kejadian mengejutkan terjadi di Desa Brakas, Kecamatan Pulau Raas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis (6/3/2025). Masjid Baiturrahman ambruk menjelang waktu shalat Tarawih, menimbulkan kepanikan di kalangan jamaah yang tengah mengikuti pengajian. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, meski kerugian material ditaksir mencapai Rp 300 juta.
Menurut keterangan Mursid, Ketua Takmir Masjid Baiturrahman sekaligus saksi mata kejadian, para jamaah tengah khusyuk mengikuti pengajian dalam rangka menunggu waktu Isya. Tiba-tiba, terdengar suara retakan yang mengagetkan para jamaah. Awalnya, suara tersebut diduga sebagai guncangan gempa bumi. Namun, beberapa saat kemudian, teras masjid bagian depan ambrol. Jamaah yang panik langsung berhamburan menyelamatkan diri melalui pintu sebelah kiri masjid.
"Saat itu jemaah sedang pengajian, menunggu Isya. Tiba-tiba terdengar retakan, seperti gempa. Terus teras masjid roboh," ujar Mursid, menggambarkan detik-detik menegangkan sebelum masjid ambruk.
Kepolisian setempat, melalui Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Sumenep, AKP Widiarti, menyatakan bahwa penyelidikan penyebab ambruknya Masjid Baiturrahman masih berlangsung. Dugaan sementara mengarah pada kondisi bangunan yang sudah tua dan memerlukan perbaikan. Namun, investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan penyebab pasti kejadian ini.
"Masih kami selidiki penyebab pastinya. Namun, kemungkinan besar karena bangunan sudah tua dan perlu renovasi," terang AKP Widiarti.
Pasca kejadian, pihak berwajib langsung memasang garis polisi dan menutup akses masuk ke area masjid. Petugas kepolisian juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi untuk mengungkap kronologi dan penyebab pasti ambruknya bangunan masjid tersebut. Proses pembersihan puing-puing bangunan pun dilakukan oleh warga sekitar dengan peralatan seadanya.
Selain itu, pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi bangunan di sekitar mereka. Masyarakat dihimbau untuk segera melapor ke pihak berwenang jika menemukan tanda-tanda kerusakan bangunan yang berpotensi membahayakan. Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perawatan dan pengawasan rutin terhadap kondisi bangunan, terutama bangunan-bangunan publik yang digunakan untuk kegiatan keagamaan.
Berikut beberapa poin penting yang dapat disimpulkan dari peristiwa ini:
- Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ambruknya Masjid Baiturrahman.
- Kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 300 juta.
- Penyebab pasti ambruknya masjid masih dalam penyelidikan kepolisian.
- Dugaan sementara mengarah pada kondisi bangunan yang sudah tua dan membutuhkan perbaikan.
- Polisi telah memasang garis polisi dan meminta keterangan saksi.
- Masyarakat diimbau waspada terhadap kondisi bangunan dan melaporkan jika ada potensi bahaya.
Peristiwa ini diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk lebih memperhatikan kondisi bangunan-bangunan tua dan segera melakukan tindakan preventif guna mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.