IDI Malang Raya Akan Menindak Tegas Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual Pasien
Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang dokter berinisial AY di salah satu rumah sakit swasta di Kota Malang, Jawa Timur, memasuki babak baru. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang Raya menyatakan komitmennya untuk menjatuhkan sanksi tegas jika terbukti bersalah.
Ketua IDI Malang Raya, Sasmojo Widito, menegaskan bahwa tindakan pelecehan seksual merupakan pelanggaran berat terhadap norma hukum, disiplin profesi, dan etika kedokteran. IDI Malang Raya akan segera menggelar rapat untuk menentukan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran tersebut. Meski demikian, IDI menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian dan menunggu hasil investigasi dari pihak rumah sakit tempat dokter AY bertugas.
"Pelanggaran terhadap norma-norma ini menunjukkan ketidakprofesionalan, dan pasti akan ada sanksi," ujar Sasmojo.
Sasmojo juga menekankan pentingnya profesionalisme bagi seluruh dokter dalam menjalankan tugasnya. Menurutnya, pemahaman dan ketaatan terhadap norma-norma yang telah disepakati, yang tertuang dalam undang-undang, adalah hal mutlak.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh tenaga medis, terutama para dokter, untuk selalu menjunjung tinggi etika dan moralitas dalam setiap tindakan. Pendidikan kedokteran, menurut Sasmojo, tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis, tetapi juga pada pembentukan karakter yang berintegritas, berdedikasi, dan loyal.
Kasus ini mencuat setelah korban, QAR, mengungkapkan pengalaman pahitnya pada tahun 2022. Dugaan pelecehan terjadi saat QAR menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit di Kota Malang. Pengacara QAR, Satria Marwan, menyebutkan bahwa insiden tersebut terjadi pada 27 September 2022, hari kedua kliennya dirawat.
IDI Malang Raya berharap kasus ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika profesi di kalangan dokter dan mahasiswa kedokteran. Pendidikan etika dan moralitas harus menjadi bagian integral dari kurikulum kedokteran, sehingga menghasilkan dokter yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki integritas dan sikap bijak.