Masjid Aschabul Kahfi Tuban: Perpaduan Arsitektur Unik di Bawah Tanah

Masjid Aschabul Kahfi Tuban: Perpaduan Arsitektur Unik di Bawah Tanah

Masjid Aschabul Kahfi, yang lebih dikenal sebagai Masjid Perut Bumi, merupakan sebuah tempat ibadah unik yang terletak di Dusun Wire, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Berbeda dari masjid pada umumnya, masjid ini dibangun di dalam sebuah gua alami, menghadirkan pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi para pengunjungnya. Transformasi lokasi yang awalnya merupakan tempat pembuangan sampah menjadi sebuah masjid megah merupakan buah dari inisiatif Kyai Haji Subhan, yang melihat potensi spiritual lokasi tersebut.

Konsep desain dan pembangunan Masjid Aschabul Kahfi sepenuhnya merupakan gagasan sang pendiri. Arsitekturnya merupakan perpaduan unik dari berbagai gaya, mengombinasikan elemen Timur Tengah, Arab, Cina, dan Thailand. Luas area masjid yang hampir mencapai 4 hektare ini menampung berbagai fasilitas, tak hanya area salat utama, tetapi juga ruangan pendukung seperti ruang pertemuan, kamar santri, dan lainnya. Penelitian berjudul Sejarah Perkembangan Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al-Maghribi Tuban oleh Erny Mulyati Wahyuningtyas memberikan wawasan lebih mendalam mengenai proses pembangunan dan filosofi di balik desain masjid ini.

Pengunjung akan disambut oleh pintu masuk yang terinspirasi dari Hajar Aswad, dengan desain kerucut setinggi dua meter dan dilapisi warna emas, merah, dan hijau. Menuruni anak tangga yang terbuat dari batu kapur dan dilapisi karpet, pengunjung akan memasuki ruang salat utama. Di sinilah keunikan Masjid Aschabul Kahfi benar-benar terasa. Langit-langit gua alami dengan stalaktitnya yang menawan menjadi fitur interior yang tak ada duanya. Lima belas pilar marmer yang kokoh berdiri di ruang salat, memperindah ruang sembari menopang struktur alami gua tersebut. Dinding-dinding gua yang asli dipertahankan, dan dihiasi kaligrafi yang menambah nilai estetika dan spiritual.

Sistem pencahayaan yang terpasang sepanjang lorong dan di dalam ruang salat mengatasi minimnya cahaya alami di dalam gua. Perpaduan antara elemen alami dan sentuhan arsitektur yang terencana dengan cermat menciptakan suasana khusyuk dan damai. Keberadaan Masjid Aschabul Kahfi tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga destinasi wisata religi yang menarik perhatian banyak pengunjung, membuktikan daya tarik arsitektur dan konsep uniknya.

Dari sebuah tempat pembuangan sampah yang terbengkalai, Masjid Aschabul Kahfi kini berdiri megah sebagai simbol transformasi dan sebuah mahakarya arsitektur yang memadukan keindahan alam dan kreativitas manusia. Keberadaannya menjadi bukti nyata bahwa sebuah tempat yang dulunya tak berguna dapat disulap menjadi sesuatu yang inspiratif dan bermakna bagi masyarakat luas.

Berikut beberapa detail arsitektur Masjid Aschabul Kahfi:

  • Pintu Masuk: Terinspirasi dari Hajar Aswad, dengan tinggi 2 meter dan dilapisi warna emas, merah, dan hijau.
  • Ruang Salat: Menampilkan stalaktit alami di langit-langit gua, dan 15 pilar marmer.
  • Dinding: Menggunakan batu asli gua dengan hiasan kaligrafi.
  • Pencahayaan: Lampu-lampu terpasang untuk menerangi area dalam gua.
  • Fasilitas Tambahan: Terdapat ruang pertemuan dan kamar santri.
  • Gaya Arsitektur: Perpaduan Timur Tengah, Arab, Cina, dan Thailand.