Tergiur Gaji Fantastis, Warga Bekasi Meregang Nyawa di Kamboja Akibat Penipuan Siber
Kisah tragis menimpa Ihwan Sahab (28), seorang warga Kabupaten Bekasi yang meninggal dunia di Kamboja. Ironisnya, kepergiannya ke negeri tersebut bermula dari iming-iming pekerjaan sebagai admin situs judi online (judol) dengan gaji menggiurkan, antara Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan.
Namun, kenyataan pahit menanti Ihwan setibanya di Kamboja. Alih-alih menjadi admin judol, ia justru dipaksa bekerja sebagai scammer, melakukan penipuan siber yang menyasar warga Indonesia. Subiyantoro (23), adik korban, mengungkapkan bahwa kakaknya sempat menceritakan nasibnya yang malang melalui panggilan video. "Tahu-tahunya dia pas kemarin video call itu ngomong kalau dia itu ada di perusahaan scam," ujarnya saat ditemui di kediamannya di Bekasi, Kamis (17/4/2025).
Subiyantoro menuturkan, Ihwan berangkat ke Kamboja bersama beberapa temannya pada Februari 2024. Kepada orang tua, Ihwan berbohong dengan mengatakan bahwa ia dimutasi ke Kamboja oleh perusahaan tempatnya bekerja sebelumnya. Kecurigaan Subiyantoro muncul karena merasa aneh dengan kepindahan kakaknya yang mendadak.
Korban sempat bertahan di perusahaan scamming tersebut selama hampir setahun, dan masih rutin menghubungi keluarganya di Bekasi. Namun, suatu hari, keluarga Ihwan dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai pimpinan perusahaan tempatnya bekerja. Orang tersebut meminta uang sebesar Rp 60 juta dengan alasan untuk biaya pemulangan Ihwan. Pihak keluarga curiga dan menolak permintaan tersebut.
"Saya curiga, saya bilang ke mama saya jangan ditransfer. Apalagi transfernya ke rekening kakak saya. Enggak ditransfer sama orangtua saya," kata Subiyantoro.
Nasib malang Ihwan terus berlanjut. Pada awal tahun 2025, ia dipindahkan ke perusahaan lain yang juga bergerak di bidang kejahatan siber, yaitu scamming. Sejak saat itu, Ihwan mulai jarang menghubungi keluarganya di Bekasi.
"Ya mungkin dijual atau dikemanain gitu. Itu selama awal tahun bulan Januari itu sudah enggak bener, sudah enggak beres. Pokoknya dia jarang video call. Itu cuma telepon-telepon doang, video call jarang," jelas Subiyantoro.
Keluarga Ihwan akhirnya menerima kabar duka dari staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh pada 14 April 2025. Ihwan dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya saat ini masih berada di rumah sakit di Kamboja. Karena terkendala biaya pemulangan jenazah yang mencapai ratusan juta rupiah, pihak keluarga memutuskan untuk memakamkan Ihwan di Kamboja.
"Saya sepakat dimakamkan di sana saja karena prosesnya cukup lama, dua minggu. Biaya juga besar sekitar ratusan juta, total habis sekitar Rp 200 juta," ungkap Subiyantoro.
Sebelumnya, Ihwan Sahab sempat dirawat di rumah sakit setempat sejak 28 Maret 2025. Selama perawatan, ia sempat melakukan panggilan video dengan adiknya. Dalam percakapan tersebut, Ihwan mengaku disiksa selama dua hari oleh 15 pekerja asal China dan Indonesia di sebuah ruangan khusus. Penyiksaan tersebut dilakukan karena Ihwan tidak memenuhi target yang ditentukan perusahaan.
Sekujur tubuh Ihwan disetrum hingga menimbulkan luka bakar berwarna hitam di badan, kaki, bokong, dan tangan. Kedua matanya juga mengalami luka lebam. Selain itu, kepalanya dihantam benda tumpul hingga mengalami pendarahan otak. Akibat penyiksaan tersebut, Ihwan pingsan dan dibuang ke jalan raya tanpa pakaian.
Polisi setempat menemukan Ihwan dalam kondisi sekarat dan membawanya ke rumah sakit. Setelah beberapa hari dirawat, kondisi Ihwan sempat membaik dan bisa berkomunikasi. Namun, kondisinya kembali memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Senin pagi.