Gedung Putih Rancang Strategi Kontra Tiongkok: Mengajak 70 Negara Bergabung dalam Isolasi Ekonomi
AS Gencarkan Upaya Pembatasan Ekonomi Tiongkok Melalui Kemitraan Global
Pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump dilaporkan tengah menyusun strategi komprehensif untuk menekan ekonomi Tiongkok. Strategi ini melibatkan pemanfaatan negosiasi tarif dengan sekitar 70 negara sebagai alat untuk mendorong isolasi ekonomi terhadap Negeri Tirai Bambu. Langkah ini diambil menyusul eskalasi perang dagang antara AS dan Tiongkok yang ditandai dengan penerapan tarif impor yang saling berbalasan.
Menurut laporan The Wall Street Journal, pemerintah AS berencana menawarkan pengurangan tarif kepada negara-negara yang bersedia berpartisipasi dalam upaya pembatasan ekonomi Tiongkok. Syarat utama dari kesepakatan ini adalah negara-negara tersebut harus bersedia:
- Membatasi investasi dari perusahaan-perusahaan Tiongkok.
- Mencegah Tiongkok mengekspor barang melalui wilayah mereka.
- Menolak impor barang-barang industri murah dari Tiongkok.
Langkah agresif ini diyakini sebagai upaya untuk menggoyahkan ekonomi Tiongkok yang dinilai sudah menunjukkan tanda-tanda kerapuhan, sekaligus memaksa Beijing untuk kembali ke meja perundingan terkait isu tarif. Presiden Trump bahkan secara implisit menyampaikan pesan kepada negara-negara di dunia untuk memilih pihak, antara AS atau Tiongkok.
Arsitek utama di balik strategi ini adalah Menteri Keuangan Scott Bessent, yang mengambil peran sentral dalam negosiasi perdagangan setelah Trump mengumumkan jeda 90 hari pada tarif timbal balik untuk sebagian besar negara kecuali Tiongkok. Bessent dilaporkan telah mempresentasikan gagasannya kepada Trump dalam pertemuan di Mar-a-Lago pada tanggal 6 April.
Implementasi strategi ini berpotensi memutus hubungan ekonomi antara AS dan Tiongkok, termasuk kemungkinan penghapusan saham-saham perusahaan Tiongkok dari bursa saham AS. Meskipun demikian, Bessent meyakini bahwa masih ada ruang bagi kedua negara untuk mencapai kesepakatan melalui negosiasi.
Langkah-langkah spesifik yang mungkin diambil oleh negara-negara yang berpartisipasi dalam inisiatif ini termasuk:
- Peningkatan Pengawasan Investasi: Memperketat regulasi dan pengawasan terhadap investasi langsung asing (FDI) dari perusahaan-perusahaan Tiongkok, khususnya di sektor-sektor strategis seperti teknologi, infrastruktur, dan energi.
- Pembatasan Perdagangan: Menerapkan kuota atau tarif tambahan terhadap barang-barang impor dari Tiongkok, serta melakukan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap produk-produk yang dicurigai sebagai upaya penghindaran tarif.
- Diversifikasi Rantai Pasokan: Berupaya mengurangi ketergantungan pada Tiongkok sebagai pemasok utama bahan baku dan komponen, serta mencari alternatif dari negara-negara lain.
- Kerja Sama Diplomatik: Mendukung inisiatif internasional yang bertujuan untuk menekan Tiongkok agar mematuhi standar perdagangan internasional dan menghormati hak kekayaan intelektual.
Strategi ini menandai peningkatan signifikan dalam tekanan ekonomi yang diberikan AS terhadap Tiongkok, dan berpotensi mengubah lanskap perdagangan global secara signifikan. Keberhasilan strategi ini akan bergantung pada seberapa banyak negara yang bersedia berpartisipasi dan seberapa efektif langkah-langkah yang mereka ambil untuk membatasi hubungan ekonomi dengan Tiongkok.