Masjid Djauharotul Imamah Pati: Perpaduan Unik Arsitektur Eropa dan Jawa di Jantung Kota

Masjid Djauharotul Imamah Pati: Perpaduan Unik Arsitektur Eropa dan Jawa di Jantung Kota

Berdiri megah di Jalan Kaborongan, Kelurahan Pati Lor, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Masjid Djauharotul Imamah menyuguhkan pemandangan arsitektur yang tak biasa. Dibangun sejak tahun 2011 oleh pasangan suami istri Mbah Johar Malikan dan Imam Sulaini, masjid ini merupakan perpaduan unik antara gaya arsitektur Eropa dan Jawa, sebuah kolaborasi estetika yang jarang ditemukan. Wakil Ketua Takmir Masjid, Hamzah, menjelaskan bahwa bangunan dua lantai ini sengaja dirancang dengan konsep yang berbeda dari masjid-masjid pada umumnya di Pati.

Dari eksteriornya, Masjid Djauharotul Imamah tampak seperti kastil Eropa dengan warna cokelat yang menawan. Bentuk bangunan yang kokoh dan megah ini langsung menarik perhatian siapapun yang melewatinya. Lantai bawah difungsikan sebagai aula serbaguna dan tempat berwudu, sementara lantai atas menjadi ruang utama untuk melaksanakan ibadah salat. Namun, keunikannya terletak pada detail-detail arsitektural yang menggabungkan unsur Jawa dan Eropa. Jendela-jendela besar yang khas bangunan Eropa memberikan kesan lapang dan megah di lantai atas. Sementara itu, sentuhan budaya Jawa terasa kuat pada keberadaan gebyok kayu berukir di ruang utama lantai atas, yang berfungsi sebagai tempat pengimaman. Gebyok ini merupakan perpaduan budaya Jawa yang memperkaya estetika masjid secara keseluruhan. Proyek pembangunan masjid ini menelan biaya mencapai Rp 1 miliar.

Masjid Djauharotul Imamah mampu menampung lebih dari 100 jemaah. Jika kapasitas lantai atas penuh, area lain dapat digunakan untuk mengakomodasi jamaah, terutama dalam kondisi darurat. Selain keindahan bangunannya, masjid ini juga memiliki taman yang luas di belakangnya. Taman ini difungsikan sebagai area hijau bagi para jemaah untuk bersantai, beristirahat, atau sekadar berfoto. Keberadaan taman ini menambah nilai estetika dan kenyamanan bagi para pengunjung.

Aktivitas Ramahan di Masjid Djauharotul Imamah

Selama bulan Ramadan, Masjid Djauharotul Imamah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi masyarakat sekitar. Setiap hari, masjid ini menyelenggarakan buka puasa bersama dengan menyediakan 300-500 porsi makanan. Kegiatan ini telah berlangsung selama bertahun-tahun dan terbuka untuk umum, tidak hanya bagi jemaah tetap masjid. Tukang ojek, petugas kebersihan, dan masyarakat umum turut berpartisipasi dalam acara buka puasa bersama ini. Anggaran untuk menu buka puasa setiap hari mencapai Rp 7,5 juta, atau sekitar Rp 200 juta selama satu bulan Ramadan. Dana tersebut berasal dari donasi para jemaah yang percaya pada pengelolaan masjid.

Salah satu warga, Erik Setiawan, berbagi pengalamannya rutin mengunjungi masjid selama Ramadan. Selain berbuka puasa bersama, ia juga mengikuti pengajian rutin yang diadakan sebelum berbuka, yang dilanjutkan dengan salat Tarawih berjamaah. Hal ini menunjukkan peran Masjid Djauharotul Imamah sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang penting bagi masyarakat setempat.

Masjid Djauharotul Imamah bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga menjadi representasi harmonisasi budaya dan arsitektur yang indah, menjadikannya destinasi yang menarik untuk dikunjungi, baik bagi warga setempat maupun wisatawan yang ingin melihat keunikan arsitektur di Pati.