Yordania Tingkatkan Impor CPO dari Indonesia: Peluang Emas Bagi Industri Kelapa Sawit Nasional
Indonesia dan Yordania mempererat hubungan bilateral di sektor pertanian melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia dan Raja Yordania. Salah satu poin krusial dalam kesepakatan ini adalah permintaan Yordania untuk meningkatkan volume impor crude palm oil (CPO) dari Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Yordania secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk menerima pasokan CPO sebanyak mungkin dari Indonesia, seiring dengan status Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia. Pernyataan ini disampaikan Mentan Amran dalam konferensi pers di Jakarta, setelah mendampingi Presiden dalam kunjungan kenegaraan ke Yordania.
Lebih lanjut, Mentan Amran menjelaskan bahwa kondisi industri CPO Indonesia saat ini sangat menguntungkan. Fleksibilitas dalam mengelola produksi, termasuk opsi untuk mengalihkan CPO ke produksi biofuel saat harga kurang kompetitif, memberikan keunggulan bagi Indonesia dalam memenuhi permintaan global.
Selain CPO, kerja sama antara Indonesia dan Yordania mencakup berbagai aspek penting lainnya, seperti:
- Pertukaran informasi dan dokumentasi ilmiah-teknis: Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan inovasi di sektor pertanian kedua negara.
- Program pelatihan: Pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus utama, dengan program pelatihan di berbagai bidang pertanian.
- Kolaborasi dalam program magang dan pameran pertanian: Memberikan kesempatan bagi praktisi dan pelaku industri untuk bertukar pengalaman dan menjalin koneksi.
- Peningkatan perdagangan dan investasi swasta: Mendorong keterlibatan sektor swasta dalam mengembangkan potensi pertanian kedua negara.
- Penguatan kerja sama teknis dan fasilitasi akses pasar: Mempermudah perdagangan produk pertanian dan meningkatkan daya saing di pasar global.
- Pengembangan kapasitas SDM pertanian: Meningkatkan kualitas tenaga kerja di sektor pertanian melalui pendidikan dan pelatihan.
- Bentuk kerja sama lain yang disepakati bersama: Fleksibilitas untuk menjajaki peluang kerja sama baru yang saling menguntungkan.
Selain CPO, kedua negara juga menjajaki potensi pengembangan komoditas gandum di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Peninjauan lahan produktif potensial untuk penanaman gandum akan segera dilakukan, sebagai langkah awal untuk merealisasikan kerja sama ini.