Indonesia Jajaki Produksi Gandum Lokal dengan Bantuan Ahli Pertanian Yordania

Indonesia berupaya mengurangi ketergantungan impor gandum dengan menjalin kerjasama strategis bersama Yordania. Langkah awal kerjasama ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Pertanian Kerajaan Yordania, Khaled Al Henefat. Penandatanganan MoU ini menjadi sinyal kuat komitmen kedua negara dalam mengembangkan potensi pertanian, khususnya tanaman gandum, di Indonesia.

Kerjasama ini dilatarbelakangi oleh keinginan Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor gandum yang mencapai angka signifikan setiap tahunnya. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, Indonesia mengimpor sekitar 12,1 juta ton gandum. Pemerintah Indonesia melihat potensi besar dalam pengembangan gandum lokal, mengingat kondisi iklim dan lahan di beberapa wilayah dinilai cukup representatif untuk mendukung pertumbuhan tanaman ini.

Menteri Amran Sulaiman menjelaskan bahwa kerjasama dengan Yordania didasarkan pada keunggulan negara tersebut dalam mengelola pertanian di wilayah dengan sumber air terbatas. Keahlian dan teknologi yang dimiliki Yordania diharapkan dapat membantu Indonesia dalam mengembangkan teknik pertanian yang efisien dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari kerjasama ini, Kementerian Pertanian akan mengundang para ahli pertanian dari Yordania untuk memberikan bimbingan teknis dan pendampingan dalam pengembangan tanaman gandum di Indonesia. Beberapa wilayah seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa Tengah telah disiapkan sebagai lokasi uji coba penanaman gandum. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada hasil kajian yang menunjukkan potensi lahan dan iklim yang sesuai untuk pertumbuhan gandum.

"Kita sudah ada uji coba di Jawa Tengah, kalau tidak salah NTT juga. Sudah ada ahli turun. Kemudian Jawa Tengah, NTT, NTB kita akan coba," Ujar Menteri Amran.

MoU antara Indonesia dan Yordania mencakup beberapa poin penting, antara lain:

  • Pertukaran informasi dan dokumentasi ilmiah serta teknis di bidang pertanian.
  • Penyelenggaraan program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pertanian.
  • Kolaborasi dalam program magang dan partisipasi dalam pameran pertanian.
  • Peningkatan perdagangan dan investasi swasta di sektor pertanian.
  • Penguatan kerjasama teknis dan akses pasar produk pertanian.
  • Pengembangan kapasitas sumber daya manusia pertanian.
  • Bentuk kerjasama lain yang disepakati bersama.

Penandatanganan MoU ini dilaksanakan di Istana Al Husseiniya, Amman, Yordania, dan disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Raja Yordania, Abdullah II bin Al-Hussein. Kehadiran kedua pemimpin negara ini menunjukkan dukungan penuh terhadap kerjasama di bidang pertanian dan komitmen untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Yordania.

Pemerintah Indonesia berharap bahwa kerjasama dengan Yordania ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan tanaman gandum lokal, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan dapat membuka peluang baru bagi petani Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan mereka.