Oknum Sekuriti di Bekasi Diduga Lakukan Pemerasan Terhadap Pekerja Bangunan
Aksi Pemerasan Mengatasnamakan "Putra Daerah" Resahkan Pekerja Bangunan di Bekasi
Sebuah insiden yang meresahkan terjadi di sebuah perumahan di Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, ketika seorang pria yang mengaku sebagai "putra daerah" diduga melakukan pemerasan terhadap seorang pekerja bangunan. Kejadian ini terekam dalam sebuah video amatir yang kemudian viral di media sosial, memicu kemarahan dan kecaman dari warganet.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa ini bermula ketika seorang pekerja bangunan berinisial L sedang melakukan renovasi di sebuah rumah di Perumahan Griya Srimahi Indah (GSI). Tiba-tiba, seorang pria paruh baya yang mengenakan seragam security datang menghampiri korban dengan menggunakan sepeda motor. Tanpa basa-basi, pria tersebut langsung meminta sejumlah uang kepada L dengan nada intimidasi.
Dalam video yang beredar, tampak perdebatan sengit antara pelaku dan korban. Pria yang mengaku sebagai "putra daerah" tersebut mengklaim bahwa ada aturan tidak tertulis yang mengharuskan setiap pekerja dari luar daerah untuk memberikan sejumlah uang sebagai bentuk "upeti". Ia bahkan mengatakan bahwa pekerjaan di kawasan perumahan tersebut seharusnya hanya boleh dilakukan oleh warga setempat.
"Ini untuk putra daerah," ujarnya dengan nada tinggi, seperti yang terdengar dalam rekaman video.
Korban, yang merasa tertekan, akhirnya memberikan uang sebesar Rp 100.000 kepada pelaku. Namun, setelah menerima uang tersebut, pelaku justru semakin emosi dan mempertanyakan keikhlasan korban dalam memberikan uang tersebut.
"Kalau enggak ikhlas, enggak usah, cuma jangan ikut campur kerjaan di sini," kata pelaku dengan nada mengancam.
Polisi Bertindak Cepat, Pelaku Berhasil Diamankan
Mendapat laporan mengenai kejadian ini, pihak kepolisian dari Polsek Tambun Selatan bertindak cepat dan berhasil mengamankan pelaku di rumahnya di Desa Srimahi pada Rabu pagi. Berdasarkan hasil interogasi, diketahui bahwa pelaku bernama Boin, yang sehari-hari bekerja sebagai sekuriti di Perumahan GSI.
Kapolsek Tambun Selatan Komisaris Wuryanti membenarkan adanya penangkapan tersebut. Ia menjelaskan bahwa pelaku merupakan warga setempat yang bekerja sebagai sekuriti di perumahan tersebut.
"Pelaku orang kampung situ, terus kerjanya di situ," kata Wuryanti.
Lebih lanjut, Wuryanti mengungkapkan bahwa korban sempat memberikan uang sebesar Rp 100.000 kepada pelaku. Namun, pelaku langsung mengembalikan uang tersebut setelah mengetahui bahwa aksinya direkam.
"Kalau pengakuannya korban dikasih Rp 100.000, begitu tahu divideokan, duitnya dikembalikan. Tapi kan duit itu sudah diterima, terus ada kata-kata, 'ikhlas enggak lu?'," imbuhnya.
Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap pelaku untuk mengungkap motif di balik aksi dugaan pemerasan tersebut. Pihak kepolisian juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan segera melaporkan segala bentuk tindak kriminalitas kepada pihak berwajib.
Kasus ini menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan mengenai praktik "putra daerah" yang seringkali disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Banyak pihak yang mengecam tindakan pelaku dan mendesak aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman yang setimpal.
Reaksi Masyarakat dan Upaya Penegakan Hukum
Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat, khususnya para pekerja bangunan yang merasa resah dengan adanya praktik pemerasan yang mengatasnamakan "putra daerah". Mereka berharap agar pihak kepolisian dapat menindak tegas pelaku dan memberikan rasa aman kepada seluruh pekerja, tanpa memandang asal daerah.
Selain itu, kasus ini juga menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali sistem keamanan di perumahan-perumahan, agar tidak terjadi lagi penyalahgunaan wewenang oleh oknum-oknum tertentu. Pihak pengelola perumahan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan memberikan pelatihan yang memadai kepada para petugas keamanan, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya secara profesional dan tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat.
Kasus dugaan pemerasan ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Masyarakat berharap agar kasus ini dapat segera diselesaikan secara transparan dan adil, sehingga dapat memberikan efek jera bagi pelaku dan mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari.