Pergeseran Gaya Hidup Konsumen Picu Gelombang Penutupan Gerai Ritel Modern di Indonesia

Fenomena penutupan sejumlah gerai ritel modern di Indonesia menjadi sorotan tajam Kementerian Perdagangan (Kemendag). Perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja diidentifikasi sebagai salah satu faktor utama yang memicu tren tersebut.

Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Septo Soepriyatno, mengungkapkan bahwa pola belanja masyarakat telah mengalami transformasi signifikan. Dulu, konsumen cenderung berbelanja dalam skala bulanan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Namun, saat ini, preferensi bergeser ke arah pemenuhan kebutuhan harian, yang secara langsung mempengaruhi omzet dan keberlangsungan bisnis ritel konvensional.

"Tren 5 tahun terakhir mungkin kita masih belanja-belanja bulanan. Sekarang ini masyarakat belanja untuk cukup kebutuhan harian," kata Septo.

Septo menambahkan, Kemendag telah berdialog dengan berbagai asosiasi terkait, termasuk Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Hasil diskusi menunjukkan bahwa konsep bisnis ritel harus berevolusi untuk tetap relevan dengan dinamika pasar.

Pusat perbelanjaan tidak lagi sekadar menjadi tempat transaksi jual beli. Konsumen modern mencari lebih dari itu, yakni pengalaman yang menyeluruh. Pusat perbelanjaan kini dituntut untuk bertransformasi menjadi ruang publik yang menawarkan gaya hidup, interaksi sosial, dan pengalaman (journey) yang berkesan.

"Bisa bayangkan di mana pusat perbelanjaan ini dijadikan tempat tidak hanya untuk belanja. Tapi dijadikan tempat untuk gaya hidup, sosialisasi, interaksi sosial. Kemudian juga mendapatkan journey atau experience di sana," terangnya.

Perubahan ekspektasi konsumen ini menuntut pengelola pusat perbelanjaan untuk berinovasi dan menciptakan strategi baru dalam menarik pengunjung dan meningkatkan daya saing. Mereka harus mampu menghadirkan pengalaman belanja yang unik dan menarik, yang tidak dapat ditemukan di platform daring (online).

"Ini yang memang menjadi tantangan bagaimana kita bisa menciptakan pusat perbelanjaan yang tidak hanya sebagai tempat belanja," ujar dia.

Gelombang penutupan gerai ritel modern telah melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa nama besar seperti Matahari, Giant, dan Lulu Hypermarket telah menutup sejumlah gerai mereka. Fenomena ini menggarisbawahi perlunya adaptasi dan inovasi dalam industri ritel untuk menghadapi perubahan perilaku konsumen dan persaingan yang semakin ketat.