Diplomasi Retak: Aljazair dan Prancis Saling Balas Pengusiran Pejabat

Ketegangan diplomatik antara Aljazair dan Prancis mencapai titik nadir setelah kedua negara saling mengusir sejumlah pejabat. Aksi balasan ini semakin memperburuk hubungan bilateral yang telah lama diwarnai pasang surut.

Pemicu utama dari eskalasi ini adalah penangkapan tiga warga Aljazair di Prancis atas dugaan keterlibatan dalam penculikan seorang influencer bernama Amir Boukhors di Paris pada April lalu. Pemerintah Aljazair merespons dengan memerintahkan 12 pejabat Prancis, termasuk beberapa anggota Kementerian Dalam Negeri Prancis, untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam. Tindakan ini dianggap sebagai pembalasan atas dakwaan yang diajukan oleh jaksa penuntut Prancis terhadap warga negaranya.

Prancis bereaksi keras terhadap pengusiran tersebut. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, menyebut tindakan Aljazair sebagai "eskalasi" dan memperingatkan bahwa Prancis akan segera memberikan respons jika keputusan tersebut tidak dibatalkan. Kantor Presiden Emmanuel Macron menyatakan bahwa tindakan Aljazair "tidak dapat dipahami dan tidak dapat dibenarkan", dan mendesak agar dialog dilanjutkan serta Aljazair bertanggung jawab atas kemunduran hubungan bilateral.

Hubungan antara Aljazair dan Prancis memang telah mengalami keretakan dalam beberapa waktu terakhir. Pengakuan Prancis atas kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, wilayah yang disengketakan di mana Aljazair mendukung kelompok Polisario Front yang pro-kemerdekaan, menjadi salah satu faktor pemicu. Selain itu, penangkapan dan pemenjaraan penulis Prancis-Aljazair, Boualem Sansal, oleh Aljazair atas tuduhan keamanan nasional pada November lalu semakin memperburuk suasana.

Berikut adalah poin-poin penting yang menandai kemunduran hubungan Aljazair dan Prancis:

  • Dakwaan terhadap Warga Aljazair di Prancis: Penangkapan dan dakwaan terhadap tiga warga Aljazair atas dugaan penculikan influencer menjadi pemicu langsung eskalasi.
  • Pengusiran Pejabat: Aljazair mengusir 12 pejabat Prancis sebagai balasan atas dakwaan tersebut.
  • Respons Prancis: Prancis mengecam pengusiran dan mengancam akan memberikan respons balasan.
  • Sengketa Sahara Barat: Dukungan Prancis terhadap kedaulatan Maroko atas Sahara Barat telah lama menjadi sumber ketegangan.
  • Penangkapan Boualem Sansal: Penahanan penulis Prancis-Aljazair semakin memperburuk hubungan.

Situasi ini menyoroti kompleksitas hubungan antara Aljazair dan Prancis, yang diwarnai oleh sejarah kolonialisme, kepentingan politik, dan dinamika regional. Upaya untuk memperbaiki hubungan tampaknya menemui jalan buntu, dan prospek rekonsiliasi dalam waktu dekat masih belum jelas.