Jakarta Tak Lagi Ibu Kota, Bank DKI Pertimbangkan Rebranding dan IPO

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji ulang nama Bank DKI seiring dengan perubahan status Jakarta yang tidak lagi menjadi ibu kota negara. Wacana penggantian nama ini muncul sebagai bagian dari strategi yang lebih besar, termasuk rencana penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa penggunaan nama "DKI" pada bank tersebut dirasa kurang relevan dengan kondisi terkini. Beberapa opsi nama baru sedang dipertimbangkan, mencerminkan visi dan strategi bisnis Bank DKI ke depan. Pilihan nama yang mungkin meliputi "Bank Jakarta," "Bank Betawi," atau bahkan nama yang berorientasi global, masih dalam tahap diskusi.

Perubahan nama ini juga diproyeksikan untuk mendukung persiapan IPO Bank DKI. Diharapkan, dengan identitas baru yang lebih segar dan relevan, Bank DKI dapat menarik minat investor dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pramono menambahkan bahwa keberhasilan IPO akan menjadikan Bank DKI sebagai lembaga keuangan yang lebih baik.

Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, mengonfirmasi bahwa IPO tetap menjadi agenda utama perusahaan tahun ini. Saat ini, proses penilaian fundamental oleh konsultan independen sedang berlangsung. Hasil penilaian ini akan menjadi dasar bagi langkah-langkah persiapan IPO selanjutnya.

Bank DKI akan melakukan analisis pasar secara cermat sebelum melangkah lebih jauh dalam proses IPO. Volatilitas pasar dalam beberapa tahun terakhir sempat menunda rencana IPO sebelumnya. Agus memperkirakan bahwa dana yang dapat dihimpun dari pasar modal berkisar antara Rp 3,5 triliun hingga Rp 4 triliun, meskipun angka ini masih bersifat sementara dan akan dievaluasi kembali.

Berikut adalah poin-poin utama terkait rencana rebranding dan IPO Bank DKI:

  • Perubahan Nama: Evaluasi nama Bank DKI karena Jakarta bukan lagi ibu kota.
  • Opsi Nama Baru: "Bank Jakarta," "Bank Betawi," atau nama dengan cakupan global.
  • Tujuan Rebranding: Menarik investor dan meningkatkan kinerja perusahaan.
  • Persiapan IPO: Penilaian fundamental oleh konsultan independen sedang berjalan.
  • Target Dana IPO: Estimasi Rp 3,5 triliun - Rp 4 triliun, angka dapat berubah.
  • Kondisi Pasar: Analisis pasar yang cermat sebelum melanjutkan proses IPO.

Rencana strategis ini menunjukkan komitmen Bank DKI untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan meningkatkan daya saing di pasar keuangan. Rebranding dan IPO diharapkan dapat membawa Bank DKI ke tingkat yang lebih tinggi, memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian Jakarta dan Indonesia.