Wabah Diare di Pulau Rhun Diduga Dipicu Makanan Kadaluarsa, Penjualan Dihentikan Sementara
Wabah diare yang melanda Pulau Rhun, Kecamatan Banda, Maluku Tengah, memicu respons cepat dari pemerintah desa dan instansi terkait. Dugaan sementara, merebaknya kasus diare massal ini disebabkan oleh konsumsi makanan kadaluarsa yang dijual di kios-kios lokal.
Kepala Desa Pulau Rhun, Salihi Surahi, segera mengambil tindakan dengan menarik seluruh produk makanan kadaluarsa dari peredaran. Langkah ini dilakukan setelah tim kesehatan yang diterjunkan ke lokasi tidak menemukan adanya kontaminasi bakteri berbahaya dalam sampel air yang diuji. Fokus kemudian beralih pada pemeriksaan makanan yang dikonsumsi warga sebelum timbulnya gejala diare.
Pemeriksaan terhadap 16 kios menunjukkan bahwa 10 di antaranya menjual berbagai jenis makanan yang telah melewati tanggal kedaluarsa. Produk-produk tersebut meliputi:
- Mi instan
- Krimer kental manis saset
- Kue kering
- Susu bubuk formula
- Agar-agar
- Bumbu masak instan
Seluruh produk kadaluarsa tersebut telah disita dan rencananya akan dimusnahkan. Selain itu, kios-kios yang terbukti menjual makanan kadaluarsa dilarang untuk sementara waktu menjual produk sejenis.
Salihi Surahi menduga bahwa kurangnya kesadaran dan ketelitian warga dalam memeriksa tanggal kedaluarsa produk menjadi salah satu faktor penyebabnya. Untuk mencegah kejadian serupa terulang, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Ambon berencana untuk turun langsung ke Pulau Rhun pada Kamis (16/4/2025) guna melakukan investigasi lebih lanjut dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Kepala BPOM Ambon, Tamran Ismail, menegaskan komitmennya untuk memastikan penarikan dan pemusnahan seluruh produk kadaluarsa. Ia juga menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan kepada masyarakat terkait keamanan pangan. Meskipun sosialisasi telah dilakukan tahun sebelumnya, kejadian ini menunjukkan perlunya upaya yang lebih intensif.
Fokus utama saat ini adalah penanganan pasien diare. Kepala Puskesmas Walang di Pulau Rhun, dr. Fitrah, mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala diare. Puskesmas telah menyiapkan tim medis yang siaga 24 jam dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang memadai hingga status kejadian luar biasa (KLB) diare dicabut.
Kondisi warga yang sebelumnya terserang diare dilaporkan mulai membaik. Pasien yang telah pulih diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.