Transformasi Ekonomi Desa Ketapanrame: Pariwisata Mendorong Kesejahteraan Warga
Transformasi Ekonomi Desa Ketapanrame: Pariwisata Mendorong Kesejahteraan Warga
Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, telah sukses mentransformasikan potensi lokalnya menjadi mesin penggerak ekonomi yang signifikan. Berada di dataran tinggi dengan ketinggian 800-1.000 mdpl, desa ini menawarkan panorama alam yang menawan dan kekayaan budaya yang unik, menjadikan sektor pariwisata sebagai tulang punggung kesejahteraan warganya. Setelah meraih predikat runner-up Desa Brilian 2021, sebuah program inkubasi desa yang digagas BRI, Ketapanrame semakin dikenal dan menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran serta aktif masyarakat dalam pengelolaan destinasi wisata. Sebuah penelitian oleh Tamianingsih dan Deby Febrian Eprilianto dari Universitas Negeri Surabaya (2022) mengungkapkan peran vital masyarakat dalam pengelolaan destinasi wisata, wahana, dan parkir. Pendapatan warga berasal dari berbagai sumber, termasuk pengelolaan langsung objek wisata, pembagian dividen saham BUMDes Mutiara Welirang, dan pemasaran produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Data dari situs resmi desa mencatat pendapatan total mencapai Rp 3,021 miliar pada periode tertentu, dengan kontribusi Rp 530 juta berasal dari usaha desa itu sendiri. Hal ini menunjukkan dampak signifikan dari pengembangan pariwisata bagi pendapatan desa.
Lebih lanjut, partisipasi masyarakat dalam program ini sangat masif. Dari total 1.800 rumah tangga, sebanyak 900 rumah tangga (data 2023) aktif terlibat dalam sektor pariwisata. Rinciannya meliputi:
- 533 rumah tangga menyumbangkan dana sebagai modal BUMDes Mutiara Welirang.
- Lebih dari 100 rumah tangga bekerja sebagai petugas parkir.
- Sekitar 150 rumah tangga berprofesi sebagai pedagang.
- 50 rumah tangga berperan sebagai pegawai dan pengelola objek wisata.
- 30 rumah tangga pemilik lahan yang digunakan sebagai objek wisata, menerima bagi hasil 10% dari tiket masuk dan rata-rata tambahan penghasilan Rp 1 juta per bulan.
Keuntungan tersebut tidak hanya dinikmati oleh mereka yang langsung terlibat dalam pengelolaan objek wisata. Warga lain di Kecamatan Trawas juga merasakan dampak positif, dengan menjamurnya warung kopi, toko oleh-oleh, kafe, angkringan, dan rumah makan di sepanjang jalur wisata. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagi desa-desa lain di Indonesia dalam mengembangkan potensi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Potensi wisata Desa Ketapanrame sangat beragam, meliputi:
- Wisata Alam: Air Terjun Dlundung, Sumber Gempong, kebun kopi, dan wisata petualangan jelajah hutan.
- Wisata Buatan: Taman Ghanjaran dan Taman Kelinci.
- Wisata Budaya: Tari Mayang Rontek dan Bedoyo Putri Mojosakti, kesenian bantengan, pencak silat, tari jaranan, barong, dan ganongan.
- Wisata Edukasi: Tanam padi di Sumber Gempong, wisata petik jeruk Nagami, wisata petik kopi Banggoel, dan produksi jamu, kerupuk samiler, tape, getuk, dan onde-onde.
Kunker Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, dan Wakil Bupati Mojokerto Dr. H Muhammad Al-Barra ke Desa Ketapanrame pada 16 Januari lalu, semakin mengukuhkan keberhasilan model pengembangan desa ini. Muhaimin Iskandar menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dan kolaborasi dalam keberhasilan program Desa Brilian.
Program Desa Brilian BRI telah membina 4.327 desa di Indonesia, mendorong optimalisasi potensi lokal dan pertumbuhan ekonomi. Desa Ketapanrame menjadi bukti nyata keberhasilan program ini, menunjukkan potensi besar pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan menginspirasi upaya serupa di seluruh Indonesia.