Reaktivasi Jalur Kereta Cipatat-Padalarang: Solusi Transportasi dan Stimulus Ekonomi Regional

Kabupaten Bandung Barat – Rencana reaktivasi jalur kereta api Cipatat-Padalarang sepanjang 17 kilometer menjadi angin segar bagi masyarakat dan pelaku usaha di wilayah Sukabumi, Cianjur, hingga Bandung. Proyek ini tidak hanya bertujuan memulihkan infrastruktur transportasi yang sempat mangkrak, tetapi juga diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi mikro di kawasan tersebut.

Selama bertahun-tahun, ketiadaan layanan kereta api di rute ini memaksa warga bergantung pada moda transportasi darat seperti bus atau angkutan umum, yang kerap memakan waktu hingga 4 jam perjalanan. Abdul Hamid, seorang pedagang sandal asal Cianjur, mengungkapkan bahwa operasional kembali jalur ini akan memangkas waktu tempuh dan biaya logistik. "Sebagai pedagang yang rutin bolak-balik ke Bandung, akses kereta langsung akan sangat membantu efisiensi usaha," ujarnya.

Namun, proyek ini tidak lepas dari tantangan. Sebagian masyarakat setempat menyoroti potensi konflik lahan, mengingat area rel yang tidak terpakai selama hampir satu dekade telah dialihfungsikan menjadi lahan pertanian dan akses jalan warga. Cecep, salah satu warga Cipatat, menceritakan bagaimana rel kereta menjadi penghubung vital bagi masyarakat di daerah terpencil. "Banyak warga bergantung pada jalur ini untuk mencapai fasilitas kesehatan. Jika proyek ini berjalan, perlu ada solusi untuk kebutuhan mereka," jelasnya.

Berikut beberapa poin kunci terkait reaktivasi jalur ini: - Dampak Ekonomi: Diperkirakan akan meningkatkan mobilitas barang dan jasa, khususnya bagi UMKM lokal. - Tantangan Sosial: Perlunya dialog dengan masyarakat terkait alih fungsi lahan. - Integrasi Transportasi: Bagian dari rencana besar reaktivasi empat jalur kereta lainnya di Jawa Barat.

Pemulihan jalur ini juga sejalan dengan inisiatif pemerintah daerah untuk menghidupkan kembali jalur-jalur kereta nonaktif di Jawa Barat, seperti Banjar–Pangandaran dan Cibatu–Garut, sebagai upaya memperkuat konektivitas antardaerah.