China Tegaskan Kesiapan Hadapi Eskalasi Perdagangan, Desak AS Hentikan Politik Pemaksaan

Pemerintah China kembali menegaskan sikap tegasnya dalam menghadapi ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Melalui pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri, Beijing menyerukan Washington untuk menghentikan segala bentuk tekanan unilateral dan kembali ke meja perundingan dengan prinsip kesetaraan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menegaskan, "China senantiasa menganut penyelesaian sengketa melalui dialog konstruktif. Namun, kami tidak akan pernah tunduk pada taktik pemerasan atau ancaman sepihak." Pernyataan ini disampaikan menanggapi eskalasi kebijakan tarif impor AS yang mencapai 145% untuk berbagai komoditas China.

Berikut perkembangan terkini dalam sengketa dagang bilateral: - Kebijakan Tarif Baru AS: Pemerintah AS memberlakukan kenaikan tarif impor secara signifikan dengan alasan praktik perdagangan tidak adil - Isu Rantai Pasok Fentanil: Kebijakan tarif awalnya dikenakan terkait tuduhan keterlibatan China dalam rantai pasok obat terlarang - Sektor Penerbangan: Ketegangan meningkat setelah laporan bahwa China membatasi penerimaan pesawat Boeing dari AS

Lin menambahkan, "Sejarah membuktikan bahwa perang dagang hanya akan merugikan semua pihak. China tidak pernah menginginkan konfrontasi, tapi kami memiliki kapasitas dan kemauan untuk melindungi kepentingan nasional." Pernyataan ini menanggapi komentar Presiden AS yang menyatakan bahwa Beijing harus lebih fleksibel dalam negosiasi.

Di sisi lain, Gedung Putih melalui pernyataan resmi menyatakan bahwa kebijakan tarif akan tetap dipertahankan hingga China memenuhi komitmen perdagangan internasional. Ketegangan bilateral ini diperkirakan akan berdampak signifikan pada pasar global, terutama di sektor manufaktur dan rantai pasok internasional.