Toyota Tetap Optimistis Meski Pasar Mobil Hidrogen Global Alami Penurunan

Pasar mobil hidrogen global mengalami tren penurunan signifikan dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan laporan terbaru dari lembaga riset otomotif, penjualan kendaraan berbahan bakar hidrogen hanya mencapai 12.866 unit sepanjang tahun 2024, turun 21,6% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yang sebanyak 16.413 unit. Angka ini bahkan jauh di bawah rekor penjualan tahun 2022 yang sempat menyentuh 20.704 unit.

Di tengah kondisi pasar yang lesu, Toyota justru menunjukkan komitmen kuat untuk terus mengembangkan teknologi hidrogen. Perusahaan otomotif asal Jepang ini meyakini bahwa kendaraan hidrogen masih memiliki potensi besar di masa depan, meskipun saat ini menghadapi berbagai tantangan. Indra Chandra Setiawan, perwakilan manajemen teknik Toyota Indonesia, mengungkapkan bahwa penurunan pasar bersifat sementara dan dipengaruhi oleh faktor eksternal.

"Harga bahan bakar hidrogen yang masih relatif tinggi menjadi salah satu penyebab utama lesunya permintaan," jelas Indra dalam sebuah acara di Karawang. "Namun kami melihat pelajaran berharga dari perkembangan mobil listrik, dimana harga baterai yang awalnya sangat mahal kini bisa turun signifikan berkat skala ekonomi."

Toyota mempelajari beberapa strategi untuk mengoptimalkan potensi pasar hidrogen: - Pengembangan teknologi fuel cell untuk kendaraan berat - Inovasi dalam produksi hidrogen yang lebih ekonomis - Ekspansi infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen - Adaptasi teknologi yang sudah ada untuk aplikasi baru

Perusahaan juga tidak menutup kemungkinan untuk meluncurkan model Mirai di Indonesia sebelum tahun 2030, meskipun masih memantau perkembangan pasar dan infrastruktur pendukung. Optimisme Toyota didasarkan pada keyakinan bahwa hidrogen akan menjadi salah satu solusi energi bersih di sektor transportasi, terutama untuk kendaraan komersial dan jarak jauh yang membutuhkan waktu pengisian cepat dan jarak tempuh lebih panjang dibanding kendaraan listrik baterai.