Sektor Pariwisata Sebagai Penyangga Ekonomi Global di Tengah Kebijakan Tarif AS

Kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat telah menciptakan gelombang ketidakpastian ekonomi global. Menanggapi hal ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menegaskan bahwa sektor pariwisata dapat menjadi solusi strategis untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan tersebut.

Dalam acara UN Tourism 37th Commission for East Asia and the Pacific & Commission for South Asia (CAP-CSA) yang digelar di Jakarta, pejabat Kemenparekraf menyoroti potensi besar pariwisata sebagai penggerak ekonomi. "Pariwisata bukan hanya tentang hiburan, melainkan juga tentang menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan," tegas Martini M. Paham, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf.

Berikut adalah beberapa strategi yang sedang dikembangkan:

  • Gastronomi: Melalui program Indonesia Spice Up the World, pemerintah berupaya mempromosikan kuliner berbasis rempah sebagai daya tarik utama. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara, tetapi juga membangun jaringan restoran Indonesia di berbagai negara.
  • Wellness Tourism: Sektor kebugaran dan kesehatan semakin diminati, dengan layanan seperti spa tradisional dan makanan sehat menjadi komoditas unggulan.
  • Pariwisata Bahari: Keunggulan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dimanfaatkan untuk menarik wisatawan yang menyukai aktivitas kelautan.
  • Event Komunitas: Pemerintah juga fokus pada pengembangan acara komunitas untuk menciptakan pengalaman wisata yang otentik dan memperluas pasar.

Kolaborasi dengan berbagai kementerian, termasuk Kementerian Perdagangan, Kesehatan, dan Pertanian, dinilai penting untuk memastikan keberhasilan strategi ini. Selain itu, Indonesia aktif belajar dari praktik terbaik negara lain dan menggaet investor untuk membangun infrastruktur wisata di daerah terpencil.