Jakarta – Keluarga mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewengko (22), yang tewas di lingkungan kampus, membantah keras dugaan bahwa korban mengonsumsi minuman keras sebelum meninggal. Happy Walewengko, ayah korban, menegaskan bahwa putranya tidak terlibat dalam aktivitas tersebut.

"Klaim bahwa anak saya mabuk atau minum miras sama sekali tidak benar. Pada pukul 18.30 WIB, dia masih melakukan video call dengan ibunya. Bagaimana mungkin dalam waktu kurang dari satu jam dia bisa mabuk berat hingga tewas?" ujar Happy saat memberikan keterangan. Ia juga menyangkal pernyataan pihak kepolisian yang menyebut Kenzha bertanggung jawab atas insiden tersebut karena diduga mabuk.

Happy menambahkan, keluarga masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Polri. "Sudah lebih dari 40 hari, kami belum menerima informasi apa pun dari pihak berwenang," keluhnya. Ia mendesak polisi untuk segera mengungkapkan temuan otopsi jika sudah selesai.

Kronologi Kejadian
Menurut laporan awal, Kenzha diduga menjadi korban pengeroyokan di kampus UKI. Sebelum insiden, tersiar kabar bahwa korban dan beberapa temannya mengadakan pesta minuman keras. Seorang teman korban, EFW (23), mengaku bahwa mereka sempat mengonsumsi arak Bali pada Selasa (4/3/2025) sekitar pukul 16.30 WIB.

• 16.30 WIB: EFW dan dua temannya minum arak Bali di sekitar kampus.
• 17.00 WIB: EFW bertemu Kenzha di pintu keluar kampus dan mengajaknya membeli minuman lebih banyak.
• 18.00 WIB: Terjadi cekcok antara Kenzha dan seorang yang tidak dikenal, namun situasi cepat mereda.
• 19.30 WIB: Ketegangan kembali memuncak, dan petugas keamanan turun tangan.

Kenzha kemudian terlihat berlari ke arah pagar kampus sambil berteriak sebelum akhirnya terjatuh bersama pagar yang roboh. Ia ditemukan dalam kondisi mengeluarkan darah dari wajah dan hidung, lalu dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS UKI. Hingga kini, penyebab pasti kematiannya masih dalam penyelidikan.