AS Kurangi Kehadiran Militer di Suriah, Jumlah Pasukan Dipangkas Hingga 50 Persen

Pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump telah mengambil keputusan strategis untuk mengurangi secara signifikan jumlah personel militer yang ditempatkan di Suriah. Kebijakan ini menandai perubahan postur pertahanan AS di kawasan Timur Tengah yang tengah mengalami gejolak politik.

Menurut sumber-sumber yang familiar dengan rencana tersebut, pengurangan ini akan memangkas jumlah pasukan AS di Suriah dari sekitar 2.000 personel menjadi hanya 1.000 tentara. Selain penarikan pasukan, AS juga akan menutup sejumlah pangkalan militernya di wilayah konflik tersebut. Langkah ini diperkirakan akan diumumkan secara resmi dalam waktu dekat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan ini antara lain: - Perubahan dinamika keamanan regional pasca jatuhnya rezim Bashar al-Assad - Penyesuaian strategi pertahanan global AS - Efisiensi alokasi sumber daya militer

Pejabat Departemen Pertahanan AS menegaskan bahwa penyesuaian jumlah pasukan ini merupakan bagian dari fleksibilitas operasional militer AS. "Kami terus mengevaluasi kebutuhan operasional dan menyesuaikan penempatan pasukan sesuai dengan perkembangan ancaman keamanan," jelas seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Di negara-negara tetangga Suriah, AS masih mempertahankan kehadiran militernya yang cukup signifikan: - Irak: 2.500 tentara - Yordania: 3.500 personel - Turki: hampir 2.000 pasukan

Sementara itu, rencana pengurangan pasukan AS di Irak yang sebelumnya telah disepakati antara pemerintah Irak dan administrasi Biden kini mengalami penundaan. Pemerintah Irak memohon AS untuk menunda penarikan pasukan menyusul ketidakstabilan politik di kawasan tersebut.