Hidrogen Sebagai Bahan Bakar Alternatif Unggul: Analisis Biaya dan Ketersediaan Pasokan

Jakarta – Dalam forum Global Hydrogen Summit 2025, Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa bahan bakar hidrogen menawarkan efisiensi biaya yang signifikan dibandingkan dengan bensin maupun tenaga listrik untuk kendaraan bermotor. Analisis perbandingan yang disampaikan menunjukkan bahwa hidrogen tidak hanya kompetitif secara ekonomis tetapi juga didukung oleh pasokan berlebih yang dimiliki oleh PLN.

Menurut Darmawan, biaya operasional kendaraan berbahan bakar hidrogen hanya mencapai Rp 550 per kilometer, lebih rendah dibandingkan bensin yang mencapai Rp 1.300 per kilometer. Sementara itu, kendaraan listrik memerlukan biaya Rp 300 per kilometer jika diisi daya di rumah, dan Rp 550 per kilometer melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). "Dengan pasokan hidrogen yang melimpah, biaya produksi menjadi sangat efisien," jelas Darmawan.

Sumber Pasokan dan Kelebihan Hidrogen

PLN memiliki keunggulan dalam penyediaan hidrogen karena memanfaatkan hasil samping dari berbagai pembangkit listrik, termasuk:

  • PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi): Menghasilkan hidrogen sebagai produk sampingan dari proses pendinginan.
  • PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap): Memanfaatkan hidrogen yang tidak terpakai dalam operasional harian.
  • PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya): Menghasilkan hidrogen melalui elektrolisis air dengan energi surya berlebih.

Darmawan menambahkan, "Dari total produksi hidrogen sebesar 200 ton, hanya 75 ton yang digunakan untuk pendingin, sementara 128 ton menjadi kelebihan pasokan. Ini menjadi peluang besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar."

Infrastruktur dan Pengembangan

PLN telah mengambil langkah strategis dengan membangun Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia, yang berlokasi di Senayan, Jakarta. Fasilitas ini diresmikan pada Februari 2024 dan menjadi pionir dalam pengembangan infrastruktur hidrogen nasional. "Kami tidak perlu investasi tambahan karena hidrogen ini sudah tersedia. Ini adalah solusi berkelanjutan yang siap digunakan," tegas Darmawan.