Strategi Orangtua Hadapi Dampak Negatif Media Sosial pada Anak

Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, termasuk bagi anak-anak dan remaja. Platform ini menawarkan beragam konten, mulai dari edukasi hingga hiburan, namun juga menyimpan risiko paparan materi berbahaya seperti radikalisme gender, misogini, dan maskulinitas toksik. Kasus terbaru yang menghebohkan, seperti yang digambarkan dalam serial Adolescence, menunjukkan betapa seriusnya dampak negatif dari konten semacam itu.

Psikolog klinis anak dan remaja, Lydia Agnes Gultom, menekankan pentingnya pendekatan yang tepat dari orangtua ketika anak terpapar konten berbahaya. Menurutnya, anak-anak seringkali menjadi korban dari pihak-pihak tidak bertanggung jawab di balik layar. Oleh karena itu, orangtua perlu menghindari reaksi emosional dan lebih fokus pada langkah-langkah konstruktif.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan orangtua:

  1. Penerimaan Tanpa Penghakiman Orangtua harus menerima situasi tanpa memberi stigma atau menghakimi anak. Langkah ini membantu membangun kepercayaan dan memudahkan proses pemulihan.

  2. Membangun Koneksi Sebelum Koreksi Membina hubungan yang kuat dengan anak adalah kunci. Dengan koneksi yang baik, orangtua dapat lebih memahami alasan di balik perilaku anak dan memberikan bimbingan yang tepat.

  3. Melibatkan Pihak Berwenang Jika anak terlibat dalam tindakan yang merugikan orang lain atau melanggar hukum, penting untuk melibatkan penegak hukum atau lembaga perlindungan anak seperti UPTD PPA.

Pendekatan empatik dan penuh pengertian menjadi kunci utama dalam membantu anak keluar dari pengaruh negatif media sosial. Orangtua juga disarankan untuk terus memantau aktivitas online anak dan memberikan edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat.