Papua Hadapi Tantangan Besar dalam Penanganan TBC dengan Tingkat Koinfeksi HIV yang Mengkhawatirkan

Jayapura – Provinsi Papua mencatat temuan kasus Tuberkulosis (TBC) sebanyak 6.644 sepanjang tahun 2024. Data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan setempat menunjukkan bahwa 896 di antaranya merupakan kasus koinfeksi TBC-HIV, sebuah kondisi yang memperparah situasi kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Menurut keterangan pejabat kesehatan setempat, tingginya prevalensi HIV menjadi salah satu faktor utama yang memicu peningkatan kasus TBC. "Ketika sistem kekebalan tubuh melemah akibat HIV, risiko terinfeksi TBC menjadi jauh lebih tinggi," jelas seorang pejabat Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Selain itu, tingginya angka diabetes juga turut berkontribusi terhadap lonjakan kasus TBC di wilayah ini.

Distribusi Kasus TBC-HIV di Papua

  • Kota Jayapura: 390 kasus
  • Kabupaten Jayapura: 275 kasus
  • Kabupaten Biak Numfor: 107 kasus

Dari total kasus TBC yang terdeteksi, sebanyak 951 di antaranya dialami oleh anak-anak di bawah 15 tahun. Kasus pada anak ini umumnya terjadi akibat kontak erat dengan anggota keluarga yang telah terinfeksi.

Target dan Tantangan Penanganan TBC

Dinas Kesehatan Provinsi Papua menerima target penemuan kasus TBC sebanyak 11.646 dari Kementerian Kesehatan. Namun, hingga akhir 2024, baru 55% target tersebut yang tercapai. Beberapa wilayah dengan kasus tertinggi meliputi: - Kota Jayapura: 2.987 kasus - Kabupaten Jayapura: 1.561 kasus - Kepulauan Yapen: 722 kasus

Pejabat kesehatan menekankan pentingnya peningkatan deteksi dini, terutama bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu. "Kami perlu mempercepat penemuan kasus untuk mencapai target eliminasi TBC pada 2030," tambahnya.