Pedro Acosta Kritik Regulasi Tekanan Ban MotoGP Usai Insiden Vinales

Pedro Acosta, pebalap muda berbakat di ajang MotoGP, menyuarakan kritik tajam terhadap regulasi tekanan ban yang berlaku saat ini. Pernyataan ini muncul menyusul insiden yang menimpa Maverick Vinales di Grand Prix Qatar, dimana pebalap Tech3 tersebut kehilangan posisi podium akibat penalti tekanan ban.

Vinales, yang tampil gemilang dengan finis di posisi kedua, harus menerima kenyataan pahit setelah dijatuhi penalti 16 detik. Hal ini membuatnya terlempar ke posisi ke-14 dalam klasifikasi akhir. "Ini menjadi bukti nyata bahwa aturan saat ini tidak adil," ujar Acosta. "Seorang pebalap tidak mungkin bisa mengontrol faktor eksternal seperti temperatur trek atau kondisi angin selama balapan."

Acosta juga mengungkapkan keprihatinannya akan potensi dampak lebih besar dari aturan ini. "Bayangkan jika ini terjadi pada pebalap yang memenangi balapan. Membatalkan kemenangan seseorang hanya karena tekanan ban adalah hal yang tidak masuk akal," tambah pebalap KTM tersebut. Kritik ini semakin menguat setelah Marc Marquez, pemenang balapan di Thailand, mengaku sengaja mengurangi kecepatan di tengah balapan demi menjaga tekanan ban.

Berikut beberapa poin penting yang diungkapkan Acosta:

  • Regulasi tekanan ban saat ini dinilai tidak mempertimbangkan faktor eksternal selama balapan
  • Pebalap tidak memiliki kontrol penuh terhadap kondisi tekanan ban selama lomba
  • Sistem penalti yang ada berpotensi merugikan performa pebalap secara tidak adil
  • Perlu adanya revisi mendasar terhadap aturan teknis terkait tekanan ban

Insiden ini memicu diskusi hangat di kalangan insan MotoGP tentang perlunya penyesuaian regulasi. Beberapa pihak menyarankan penggunaan teknologi yang lebih canggih untuk memantau tekanan ban secara real-time, sementara yang lain mengusulkan toleransi yang lebih besar terhadap fluktuasi tekanan selama balapan.