Kebab Turki di Pasar Takjil Bali: Antrean Panjang dan Rasa yang Unik
Kebab Turki di Pasar Takjil Bali: Antrean Panjang dan Rasa yang Unik
Suasana ramai dan semarak terlihat di Pasar Ramadhan Kampung Jawa, Dusun Wanasari, Denpasar Utara, Bali pada Jumat sore, 6 Maret 2025. Ribuan pengunjung memadati pasar takjil yang berlokasi di samping Masjid Raya Baiturrahmah ini. Aroma harum aneka jajanan berbuka puasa memenuhi udara, namun satu gerai tampak paling mencuri perhatian: stan kebab milik pasangan Mehmet Ugur Duyu (41), warga negara Turki, dan istrinya, Sri Kestari Hilda (42), warga lokal.
Antrean panjang mengular di depan gerai tersebut. Para pembeli, baik muslim maupun non-muslim, rela menunggu berjam-jam demi mencicipi kebab dengan resep turun-temurun dari keluarga Mehmet. Salah satu pengunjung, Grace (35), seorang penyiar radio, mengaku tertarik setelah melihat unggahan viral di media sosial TikTok. "Gambarnya terlihat sangat menggugah selera, dagingnya tebal, dan akhirnya saya penasaran untuk mencobanya," ujarnya. Hal senada disampaikan Veronika yang mengaku rela mengantre selama satu jam untuk mendapatkan kebab tersebut.
Uniknya, resep kebab yang digunakan Mehmet berasal langsung dari ibunya yang berprofesi sebagai chef di Turki. Meskipun menggunakan bahan-bahan lokal, rasa dan aroma kebab ini tetap memiliki cita rasa khas Turki yang membedakannya dari kebab lain di Bali. Mehmet menjelaskan, "Ibu saya memberikan resep spesial dari Turki. Itulah yang membuat kebab saya unik dan berbeda." Kebab yang ditawarkan terdiri dari dua varian, yaitu kebab daging sapi (kofta) seharga Rp 25.000 dan kebab daging ayam (kofta) seharga Rp 20.000. Selain kebab, mereka juga menyediakan hamburger dengan varian daging sapi (Rp 30.000) dan ayam (Rp 25.000).
Perjalanan usaha Mehmet dan istrinya berawal pada tahun 2022, di tengah pandemi Covid-19. Mereka memulai bisnis kecil-kecilan dengan berjualan di acara Car Free Day di Renon, Denpasar setiap hari Minggu. Respon positif dari masyarakat membuat mereka mantap untuk membuka gerai tetap di Pasar Ramadhan Kampung Jawa. Setiap harinya, mereka hanya menyediakan 60-70 porsi kebab untuk memastikan kualitas rasa tetap terjaga.
Keberhasilan Mehmet dan Sri Kestari Hilda ini membuktikan bahwa usaha kuliner yang unik dan berkualitas mampu menarik minat konsumen, bahkan di tengah persaingan bisnis yang ketat. Antusiasme masyarakat terhadap kebab Turki ini menunjukkan daya tarik kuliner internasional di pasar lokal, serta pengaruh media sosial dalam mempromosikan bisnis kuliner skala kecil.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
- Antrean panjang di gerai kebab menjadi bukti popularitasnya.
- Penggunaan resep turun-temurun dari Turki menjadi daya tarik utama.
- Pengaruh media sosial dalam meningkatkan popularitas.
- Kesuksesan usaha kecil di tengah persaingan bisnis yang ketat.
- Perpaduan bahan lokal dan resep Turki menghasilkan cita rasa unik.
- Keterbatasan jumlah kebab yang dijual per hari untuk menjaga kualitas.