Air Hasil Pembakaran Mobil Hidrogen: Aman Dikonsumsi tapi Tidak untuk Konsumsi Rutin
Mobil hidrogen, seperti Toyota Mirai, menghasilkan air sebagai hasil sampingan dari proses pembakaran hidrogen. Berbeda dengan emisi kendaraan berbahan bakar fosil, air yang dihasilkan terlihat jernih dan bersih. Namun, apakah air tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi manusia?
Hary Devianto, Deputy Education dari Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), menjelaskan bahwa air hasil pembakaran mobil hidrogen memang bisa diminum (drinkable), namun tidak disarankan untuk dikonsumsi secara rutin. "Air ini sebenarnya aman untuk diminum, tetapi tidak boleh dikonsumsi terus-menerus. Ini karena air tersebut merupakan air murni yang hampir sama dengan air hasil distilasi, sehingga tidak mengandung mineral atau ion yang dibutuhkan tubuh," ujar Hary dalam sebuah penjelasan di Karawang, Jawa Barat.
Berikut beberapa poin penting terkait air hasil pembakaran mobil hidrogen:
- Kandungan Air: Air ini sangat murni karena proses pembakaran hidrogen tidak meninggalkan residu atau pengotor.
- Efek pada Tubuh: Konsumsi air murni secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ion dalam tubuh, mirip dengan efek minum air destilasi dalam jangka panjang.
- Penggunaan Lain: Air ini lebih cocok untuk keperluan non-konsumsi, seperti menyiram tanaman, karena tanah mengandung mineral yang dapat menetralisir sifat air murni.
Hary juga menekankan bahwa mobil hidrogen tidak memiliki knalpot seperti kendaraan konvensional. Sebaliknya, air tersebut dikeluarkan melalui saluran pembuangan khusus yang dirancang untuk sistem sel bahan bakar. "Air ini keluar dari saluran khusus, bukan knalpot, karena mobil hidrogen tidak memiliki komponen tersebut," jelasnya.
Meskipun air ini bisa menjadi solusi darurat dalam kondisi tertentu, Hary mengingatkan agar tidak menjadikannya sebagai sumber air minum sehari-hari. "Jangan sampai karena terlihat bersih, lalu air ini ditampung dan diminum setiap hari. Efek jangka panjangnya bisa berbahaya bagi kesehatan," tandasnya.