Dampak Perang Dagang AS-China terhadap Industri Otomotif China di Indonesia
Jakarta – Eskalasi ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China terus memicu kekhawatiran di berbagai sektor industri global, termasuk otomotif. Kebijakan saling membalas kenaikan tarif impor oleh kedua negara tersebut menciptakan ketidakpastian bagi pelaku bisnis, termasuk merek mobil asal China yang beroperasi di Indonesia.
Budi Darmawan, Sales Director PT Chery Sales Indonesia (CSI), mengungkapkan bahwa pihaknya masih memantau perkembangan situasi dengan cermat. "Saat ini dampaknya belum signifikan karena proses negosiasi tarif masih berlangsung," jelas Budi dalam keterangannya di Jakarta. Ia menekankan bahwa dinamika perang dagang ini sangat fluktuatif, sehingga Chery Indonesia mengambil sikap untuk menunggu dan melihat lebih lanjut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi situasi saat ini: - Timing kebijakan: Perang dagang memanas selama periode Lebaran, sehingga dampaknya belum terlihat jelas. - Ketergantungan komponen: Sebagian besar suku cadang Chery berasal dari dalam China, mengurangi risiko gangguan pasokan. - Dinamika negosiasi: Proses tarif masih dalam tahap pembahasan antara kedua negara.
"Sebagai merek China, kami tidak terlalu bergantung pada komponen dari AS. Hampir tidak ada dampak langsung yang kami rasakan," tambah Budi. Namun, ia mengakui bahwa situasi ini perlu terus dipantau mengingat sifatnya yang berkembang setiap hari.