Tragedi Keracunan Massal di Klaten: Satu Korban Meninggal, 110 Orang Terlapor Keracunan

Klaten, Jawa Tengah – Seorang warga Desa Karangturi, Gantiwarno, Klaten, Suparno (72), meninggal dunia setelah mengalami keracunan massal usai menghadiri acara halal bihalal yang disertai pertunjukan wayang kulit. Kejadian ini memicu respons cepat dari pemerintah setempat, termasuk kunjungan belasungkawa Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, ke kediaman almarhum pada Selasa (15/4/2025).

Hamenang mengenang Suparno sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan masyarakat. "Almarhum dikenal sebagai warga yang rajin membantu, termasuk dalam acara-acara desa. Saat kejadian, beliau membawa pulang nasi kotak dari acara untuk istrinya, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya beliau mengonsumsinya sendiri," ungkap Hamenang. Tak lama setelah itu, Suparno mengalami sesak napas dan dilarikan ke RSUP dr Soeradji Tirtonegoro sebelum akhirnya tutup usia pada Senin (14/4/2025) malam.

Daftar Fakta Tragedi Keracunan Massal:

  • Jumlah korban: 110 orang dilaporkan keracunan, dengan 1 korban meninggal (Suparno).
  • Lokasi kejadian: Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten.
  • Waktu kejadian: Acara berlangsung Minggu (13/4/2025) malam hingga dini hari, gejala keracunan mulai terasa keesokan paginya.
  • Makanan yang diduga terkontaminasi: Nasi kotak berisi rendang, sambal goreng krecek, serta camilan seperti kacang goreng dan kerupuk.
  • Penanganan medis: Korban dirawat di Puskesmas Gantiwarno dan RS Bagas Waras, dengan beberapa kasus memerlukan perawatan intensif.

Kepolisian Resor Klaten melalui Kasat Humas AKP Nyoto menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung. "Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk mengidentifikasi sumber kontaminasi. Dugaan sementara adalah keracunan akibat bakteri atau bahan berbahaya dalam hidangan," jelas Nyoto. Pihaknya juga memantau perkembangan kesehatan korban yang masih menjalani perawatan.

Pemakaman Suparno dilakukan di TPU Sasono Loyo Kwagean pada siang hari Selasa, dihadiri oleh keluarga dan warga setempat. Insiden ini menjadi peringatan bagi penyelenggara acara masyarakat untuk lebih memperhatikan keamanan pangan, terutama dalam penyajian makanan massal.