Kisah Kelam di Balik Film Bidaah: Eksposé Jaringan Ajaran Sesat di Malaysia
Film Bidaah yang menampilkan karakter kontroversial Walid ternyata menyimpan fakta mengerikan di balik layar. Kisah ini terinspirasi langsung dari skandal ajaran sesat yang pernah mengguncang Malaysia, mengungkap praktik eksploitasi sistematis di bawah kedok perusahaan Islami.
Produser Bidaah, Erma Fatima, mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai mantan anggota kelompok tersebut. "Awalnya saya yakin ini kelompok religius yang benar," tuturnya, "sampai kemudian terungkap kasus pelecehan seksual yang dilakukan pemimpinnya terhadap anggota perempuan."
Fakta Mencengangkan Tentang GISB: - Bermula sebagai Rufaqa Corporation tahun 1997 sebelum berganti nama tahun 2010 - Memiliki 25 anak perusahaan dengan aset mencapai Rp1,2 triliun - Menyimpan 625 korban anak-anak di 20 rumah sosial - 384 anak menunjukkan bukti kekerasan seksual
Operasi penggerebekan besar-besaran oleh Polisi Diraja Malaysia pada September 2024 mengungkap jaringan kriminal terorganisir. "Mereka mengkultuskan pemimpin setara nabi dan melegalkan penyimpangan syariat," jelas Mufti Perlis, Dr. Mohd Asri Zainul Abidin.
Modus Operandi GISB: 1. Eksploitasi ekonomi melalui bisnis berkedok syariah 2. Indoktrinasi ajaran sesat berbasis kultus individu 3. Penyalahgunaan wewenang spiritual untuk pelecehan seksual 4. Pembenaran tindakan kriminal dengan doktrin batiniyah
Investigasi lebih lanjut mengaitkan GISB dengan sekte Al-Arqam yang telah dilarang tahun 1994. Pola yang sama terlihat dalam: - Pendirian lembaga pendidikan - Pembentukan jaringan bisnis ekstensif - Penyebaran ajaran menyimpang tentang kenabian
Kasus ini memicu kritik terhadap lambannya penegakan hukum, mengingat laporan pertama sudah masuk sejak 2011. Pihak berwenang akhirnya menahan 171 tersangka dan membekukan 96 rekening perusahaan.