Fenomena Pelabuhan Mewah Kendal yang Beralih Fungsi Jadi Destinasi Rekreasi
Kendal - Pelabuhan Kendal yang sempat digadang-gadang sebagai pusat logistik regional kini menyajikan pemandangan tak biasa. Fasilitas senilai Rp567 miliar tersebut kini lebih banyak dimanfaatkan warga sebagai lokasi memancing dan menikmati pemandangan senja ketimbang aktivitas pelabuhan sebagaimana mestinya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kompleks pelabuhan seluas 63 hektar ini tampak sepi dari aktivitas bongkar muat. Dermaga multipurpose sepanjang 218 meter yang dibangun dengan standar modern justru dipenuhi pemancing dadakan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tujuan awal pembangunannya sebagai penunjang kawasan industri Kendal dan sekitarnya.
Fakta Terkini Pelabuhan Kendal: - Dermaga mengalami pendangkalan parah sejak Oktober 2024 - Kapal penumpang KMP Kalibodri terakhir beroperasi pada 2023 - Area pelabuhan ditumbuhi rumput liar dan fasilitas tidak terawat - Gedung perkantoran dalam kondisi kosong dan tidak berpenghuni
Sobirin, petugas keamanan pelabuhan, mengungkapkan bahwa pengunjung sekarang didominasi oleh tiga kelompok: "Pertama para pemancing, kedua pasangan muda yang ingin menikmati sunset, dan kadang pekerja Korea dari kawasan industri yang sekadar melepas penat."
Proyek strategis yang diresmikan penggunaannya pada 2019 ini menghadapi kendala teknis serius. Pendangkalan di alur pelayaran menjadi penyebab utama terhentinya operasional kapal. Eko Sulis, petugas Sahbandar yang masih bertugas, menyatakan: "Kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait, tetapi hingga saat ini belum ada solusi konkret untuk masalah sedimentasi ini."
Sementara menunggu kepastian revitalisasi, warga setempat memanfaatkan situasi ini dengan cara mereka sendiri. Setiap sore, puluhan orang memadati tepian dermaga dengan peralatan pancing sederhana, mengubah kawasan pelabuhan menjadi ruang publik tak resmi yang hidup dengan cerita-cerita kecil masyarakat pesisir.