Proyeksi Kenaikan Signifikan Harga Emas Dipicu Ketidakpastian Global

Harga emas diprediksi mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh berbagai faktor ketidakpastian global. Analis pasar memproyeksikan harga logam mulia ini berpotensi mencapai Rp 2,15 juta per gram, melampaui rekor sebelumnya. Kondisi geopolitik yang memanas, terutama di Timur Tengah dan Eropa, serta ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China menjadi pendorong utama kenaikan ini.

Berikut beberapa faktor kunci yang memengaruhi kenaikan harga emas:

  • Ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai belahan dunia
  • Perang dagang antara AS dan China yang belum menemui titik terang
  • Kebijakan moneter The Fed yang berpotensi melemahkan nilai dolar AS
  • Permintaan safe haven dari investor global yang meningkat

Di pasar global, harga emas juga menunjukkan tren positif yang kuat. Analis memprediksi harga emas dunia bisa mencapai 3.400 dolar AS per troy ons pada kuartal III atau IV 2025. Bahkan, beberapa lembaga keuangan terkemuka seperti Goldman Sachs memberikan proyeksi lebih optimis, dengan memperkirakan harga bisa menyentuh 3.700 dolar AS per troy ons jika kondisi ekonomi global memburuk.

Pergerakan harga emas ini erat kaitannya dengan kebijakan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan mengalami penurunan. Inflasi di AS yang mulai menunjukkan tanda-tanda mereda membuka peluang bagi bank sentral Amerika tersebut untuk melakukan pemotongan suku bunga, yang pada gilirannya akan berdampak pada pelemahan dolar AS dan penguatan harga emas.

Pasar emas domestik pun merespons tren global ini. Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus menunjukkan performa positif, dengan rekor terbaru mencapai Rp 1.904.000 per gram. Para analis memandang emas tetap menjadi instrumen investasi yang menarik di tengah ancaman resesi global dan ketidakpastian pasar keuangan internasional.