Indonesia Perkuat Ketahanan Pangan dengan Impor Fosfat dari Yordania

Amman, Yordania – Pemerintah Indonesia melalui kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Yordania berhasil mengamankan pasokan fosfat sebagai bahan baku utama pupuk nasional. Kesepakatan ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat ketahanan pangan di Tanah Air.

Dalam pertemuan bilateral dengan Raja Abdullah II, Presiden Prabowo menegaskan bahwa impor fosfat dari Yordania menjadi solusi efisien mengingat harga komoditas tersebut di negara Timur Tengah tersebut termasuk yang paling kompetitif di pasar global. "Ini langkah konkret untuk menjamin ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau bagi petani Indonesia," tegas Prabowo dalam konferensi pers usai pertemuan.

Kerja sama ini diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di bidang pertanian oleh Menteri Pertanian kedua negara. Dokumen tersebut mencakup tiga aspek utama:

  • Pertukaran teknologi pertanian modern
  • Pengembangan riset bersama di sektor agrikultur
  • Skema perdagangan berkelanjutan untuk komoditas strategis

Fosfat sebagai komponen vital pupuk NPK menjadi fokus utama mengingat Indonesia tidak memiliki cadangan alamiah mineral ini. "Ketersediaan fosfat impor akan menstabilkan produksi pupuk dalam negeri dan mendukung program swasembada pangan," jelas seorang pejabat Kementerian Pertanian yang enggan disebutkan namanya.

Selain isu pertanian, kedua pemimpin juga membahas:

  1. Potensi investasi di sektor energi terbarukan
  2. Kerja sama pendidikan vokasi pertanian
  3. Peningkatan volume perdagangan bilateral

Kunjungan ini menutup rangkaian diplomasi ekonomi Presiden Prabowo di kawasan Timur Tengah yang sebelumnya telah mencakup Turki dan beberapa negara GCC (Gulf Cooperation Council).

Di kesempatan terpisah, pemerintah mengonfirmasi penyederhanaan distribusi pupuk bersubsidi melalui skema penyaluran langsung ke petani. Kebijakan ini diyakini mampu memutus mata rantai birokrasi yang selama ini menjadi penyebab inefisiensi. "Dengan sistem baru, pupuk dari pabrik langsung didistribusikan ke kelompok tani tanpa melalui banyak pihak," papar Menteri Pertanian dalam rapat koordinasi terbatas.

Langkah strategis ini mendapat apresiasi dari kalangan petani. Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) menyatakan, "Penyaluran pupuk yang lebih efisien akan mengurangi praktik penimbunan dan spekulasi harga oleh tengkulak."