Gelombang Penurunan Wisatawan Eropa ke AS: Imbas Kebijakan Imigrasi dan Ketidakpastian Politik
Tingkat kunjungan wisatawan dari Inggris ke Amerika Serikat mengalami penurunan tajam sebesar 14,3% pada Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Fenomena ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri pariwisata, yang menengarai kebijakan imigrasi dan retorika politik sebagai penyebab utama. Tidak hanya Inggris, negara-negara Eropa lain seperti Jerman dan Spanyol juga mencatat penurunan signifikan, masing-masing sebesar 28,2% dan 24,6%.
Beberapa faktor kunci yang memengaruhi tren ini meliputi: - Ketegangan kebijakan imigrasi yang dipicu oleh insiden penahanan wisatawan asing, termasuk kasus Rebecca Burke asal Inggris yang ditahan selama tiga minggu. - Nilai tukar dolar AS yang kuat, membuat biaya perjalanan ke AS semakin mahal bagi wisatawan Eropa. - Peringatan perjalanan yang diperbarui oleh pemerintah Inggris dan Jerman menyusul laporan-laporan deportasi wisatawan.
Dampak jangka panjang mulai terlihat: - Penurunan permintaan kamar hotel di AS, sebagaimana dilaporkan oleh analis industri Jan Freitag. - Kekhawatiran terhadap acara internasional seperti Piala Dunia 2026 dan Olimpiade 2028, di mana banyak calon penonton mungkin mengurungkan niat berkunjung. - Potensi pemotongan rute penerbangan oleh maskapai jika tren penurunan berlanjut, yang dapat memengaruhi ekonomi negara asal wisatawan.
Sektor pariwisata AS dan Eropa kini saling terkait dalam dinamika yang kompleks. Clare Collins dari CT Business Travel mencatat bahwa meski perjalanan bisnis masih stabil, penurunan di sektor wisata rekreasi sudah mulai terasa. Di sisi lain, David Edwards dari Scattered Clouds mengingatkan bahwa ketidakpastian ini bisa menciptakan efek berantai, di mana tidak hanya wisatawan Eropa yang ragu ke AS, tetapi juga wisatawan AS yang mungkin berpikir ulang untuk berkunjung ke Eropa.