Ramadan: Momentum Penguatan Silaturahmi dan Kedekatan dengan Sang Khalik
Ramadan: Momentum Penguatan Silaturahmi dan Kedekatan dengan Sang Khalik
Bulan Ramadan, bulan suci penuh berkah bagi umat Muslim, tak hanya menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, tetapi juga momentum krusial untuk mempererat tali silaturahmi dan memperbaiki hubungan antar sesama. Intensitas interaksi sosial yang meningkat selama Ramadan menciptakan suasana yang kondusif untuk membangun dan memperkokoh hubungan baik, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun komunitas yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang sangat menekankan pentingnya menjaga silaturahmi, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam hadis Muslim, bahwa seseorang tidak akan masuk surga jika ia memutuskan tali silaturahmi.
Tradisi-tradisi khas Ramadan di Indonesia, seperti salat tarawih berjamaah, tadarus Al-Qur'an bersama, dan buka puasa bersama, menjadi wahana efektif untuk memperkuat ikatan persaudaraan. Lebih dari sekadar ritual keagamaan, kegiatan-kegiatan ini menghadirkan kesempatan berharga untuk saling berbagi, bertukar cerita, dan memperkuat rasa kebersamaan. Seperti yang diungkapkan oleh Dedi Iskandar Batubara, Pimpinan Pengurus Wilayah Al-Washliyah Sumut, dalam program Kultum Ramadan detikSumut pada Kamis, 6 Maret 2025, Ramadan menjadi masa di mana frekuensi interaksi dengan lingkungan sekitar meningkat signifikan. Tradisi-tradisi ini, termasuk kegiatan 'punggahan' sebelum Ramadan, memfasilitasi pertemuan dan permohonan maaf antar individu, membangun landasan yang kokoh untuk hubungan yang lebih harmonis.
Lebih jauh, Ramadan menawarkan kesempatan emas untuk merekatkan kembali hubungan yang mungkin sempat renggang. Suasana spiritual yang kental mendorong refleksi diri dan mendorong individu untuk memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman, dan rekan kerja. Momen-momen kebersamaan, seperti sahur dan berbuka puasa bersama, yang seringkali dilakukan pada waktu-waktu dini hari dan sore hari, menciptakan kesempatan berharga untuk berkomunikasi dan membangun kembali kedekatan emosional yang lebih dalam. Kebersamaan dalam aktivitas ibadah dan santap bersama menjadi media efektif untuk menumbuhkan rasa saling pengertian dan mempererat ikatan persaudaraan.
Selain sebagai momentum untuk meningkatkan silaturahmi, Ramadan juga merupakan waktu yang ideal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dedi Iskandar Batubara, yang juga anggota DPD-RI, menekankan bahwa Ramadan menjadi periode refleksi diri dan perbaikan hubungan dengan Sang Khalik, yang kemudian selaras dengan upaya untuk meningkatkan kualitas hubungan sosial dengan sesama manusia. Dengan demikian, Ramadan menjadi momen integral untuk mengoptimalkan hubungan vertikal (dengan Allah SWT) dan hubungan horizontal (dengan sesama manusia). Peningkatan spiritualitas dan kedekatan dengan Tuhan diharapkan dapat menjadi landasan bagi hubungan yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang antar sesama.
Kesimpulannya, Ramadan bukanlah sekedar bulan puasa, melainkan periode berharga untuk memperkuat tali silaturahmi dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tradisi-tradisi dan momen-momen kebersamaan yang terjadi selama Ramadan memberikan kesempatan yang berharga bagi umat Muslim untuk membangun dan memperkokoh hubungan dengan sesama, serta meningkatkan keimanan dan ketakwaan.