Target Nol Emisi Sektor Pelayaran Global Hadapi Kendala Signifikan Menuju 2050
Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah menetapkan regulasi baru untuk memperketat pengurangan emisi karbon di sektor pelayaran global. Kebijakan yang disahkan pada pertengahan April 2025 ini mencakup standar bahan bakar rendah karbon dan mekanisme penetapan harga emisi sebagai upaya mencapai target emisi nol bersih pada pertengahan abad ini.
Namun, temuan terbaru dari tim peneliti University of British Columbia (UBC) mengungkapkan bahwa jalan menuju target ambisius tersebut tidak semudah yang diperkirakan. Analisis yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Earth's Future menunjukkan bahwa meskipun intensitas karbon diperkirakan akan menurun 30-40% pada 2030 dibandingkan baseline tahun 2008, pencapaian emisi nol bersih pada 2050 masih diragukan.
Beberapa faktor kunci yang menjadi penghambat utama meliputi: - Keterbatasan teknologi bahan bakar alternatif - Tingginya biaya investasi untuk transisi energi - Ketidakpastian regulasi di berbagai yurisdiksi - Infrastruktur pendukung yang belum memadai
Dr. Amanda Giang, peneliti utama studi ini, menjelaskan: "Peningkatan efisiensi operasional dan teknis memang dapat mengurangi emisi, namun untuk mencapai nol bersih, transformasi fundamental menuju energi terbarukan mutlak diperlukan."
Imranul Laskar, salah satu peneliti dalam tim, menekankan bahwa transisi ke bahan bakar hijau seperti amonia atau tenaga angin masih menghadapi tantangan besar. "Industri pelayaran memerlukan kerangka kebijakan yang jelas dan stabil untuk mendorong investasi jangka panjang dalam teknologi rendah karbon," ujarnya. Menurut survei terhadap 149 ahli pelayaran, proyeksi penurunan emisi maksimal hanya mencapai 75% pada 2050, masih jauh dari target nol emisi yang dicanangkan.