Inisiatif Bank Sampah Gesit Jakarta Selatan: Transformasi Sampah Menjadi Nilai Ekonomi
Bank Sampah Induk Gesit di Jakarta Selatan telah menjadi pionir dalam pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum ibu, melalui pengelolaan sampah yang berkelanjutan sejak tahun 2014. Lembaga ini tidak hanya berfokus pada pengumpulan sampah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dan nilai ekonomis yang dapat dihasilkan dari limbah rumah tangga.
Menurut Sri Endarwati, Direktur BSI Gesit, terdapat sekitar 570 Bank Sampah Unit (BSU) yang terdaftar di wilayah Jakarta Selatan, meliputi bank sampah warga, sekolah, dan kantor. Meskipun aktivitas pengumpulan sampah tidak dilakukan setiap hari, BSI Gesit berhasil mencatat setidaknya delapan BSU yang rutin menyetorkan sampah mereka setiap harinya. Nilai transaksi yang dihasilkan bervariasi, mulai dari Rp400.000 hingga Rp4 juta per penimbangan sampah, tergantung pada jenis dan volume sampah yang dikumpulkan.
- Edukasi dan Tantangan: BSI Gesit terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat pengelolaan sampah. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah masih banyaknya masyarakat dan BSU yang lebih memilih menjual sampah ke lapak dengan harga lebih tinggi, tanpa mempertimbangkan nilai sosial dan edukasi yang ditawarkan oleh bank sampah.
- Kolaborasi dan Harapan: Untuk mengatasi tantangan tersebut, BSI Gesit menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk komunitas lokal, program CSR perusahaan, dan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Salah satu harapan besar mereka adalah memiliki kendaraan operasional sendiri untuk memudahkan pengangkutan sampah dari masyarakat, sehingga tidak lagi bergantung pada bantuan mobil sampah dari dinas terkait.