Wamenperin Rusia Soroti Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Perdagangan Global
Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Alexey Gruzdev, menegaskan bahwa kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia dan negara lainnya harus disikapi secara mandiri oleh masing-masing negara. Pernyataan ini disampaikan dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang digelar di Jakarta pada Senin (14/4/2025).
Menurut Gruzdev, meskipun kebijakan tarif AS berpotensi mengganggu arus perdagangan global, hubungan bilateral Rusia dan Indonesia tidak akan terdampak. "Kami memiliki mekanisme perdagangan yang independen, termasuk melalui Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA), yang akan menjaga stabilitas perdagangan kedua negara," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa prinsip saling percaya dan menghormati kedaulatan menjadi fondasi utama dalam kerja sama ekonomi Rusia dengan berbagai negara.
Berikut adalah poin-poin penting dari kebijakan tarif AS yang dibahas: - Pemberlakuan Tarif: Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor sebesar 32% untuk lebih dari 180 negara pada 2 April 2025, termasuk Indonesia. - Penyesuaian Kebijakan: Pada 9 April 2025, AS mengurangi tarif sementara menjadi 10% untuk sebagian besar mitra dagangnya selama 90 hari guna membuka ruang negosiasi. - Negara yang Dikecualikan: Sebanyak 11 negara, termasuk Rusia, Korea Utara, dan Kuba, dibebaskan dari kebijakan ini dengan alasan telah dikenai sanksi dan tarif tinggi sebelumnya.
Kebijakan ini memicu spekulasi terkait hubungan AS-Rusia, terutama setelah Trump tidak memasukkan Rusia dalam daftar negara yang dikenai tarif baru. Pejabat Gedung Putih membantah adanya tekanan dari Moskow, dengan alasan pengecualian tersebut didasarkan pada kondisi perdagangan yang sudah ada.