Rayen Pono Soroti Konflik Royalti: LMKN Disebut sebagai Tantangan Utama Komposer
Rayen Pono, salah satu figur di industri musik Indonesia, menyoroti persoalan hak cipta dan royalti yang kerap memicu ketegangan antara pencipta lagu dan penyanyi. Dalam sebuah diskusi bersama AKSI (Asosiasi Komposer Musik Indonesia) di kawasan Senayan, Jakarta, ia menegaskan bahwa Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) seharusnya menjadi fokus utama perjuangan komposer, bukan penyanyi.
Menurut Pono, isu royalti lagu 'Bilang Saja' milik Ari Bias yang menggugat Agnez Mo hanyalah contoh kecil dari masalah sistemik. Ia mengkritik pendekatan direct license yang diusung AKSI, yang dinilainya justru memperlemah posisi komposer. "Penyanyi bukan musuh. Musuh bersama kita adalah sistem yang tidak adil, seperti LMKN," tegasnya.
Pono juga menyinggung peran Ahmad Dhani dalam AKSI, menyebut bahwa organisasi tersebut akan kehilangan signifikansi tanpa kehadirannya. Ia pun membantah narasi yang menyamakan komposer dengan "pengemis", seraya menegaskan bahwa profesi pencipta lagu seharusnya dihargai setara dengan penyanyi. "Kami bukan pengemis. Ini soal keadilan, bukan permusuhan," tandasnya.