Emas Antam Tembus Rekor Tertinggi, Apakah Masih Layak Dibeli?
Harga emas Antam mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan menyentuh angka Rp 1,9 juta per gram akhir pekan lalu. Kondisi ini memicu pertanyaan di kalangan investor: apakah masih tepat untuk berinvestasi emas di tengah harga yang sedang melambung?
Analisis Pasar: Emas Sudah Terlalu Mahal?
Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, menyatakan bahwa harga emas saat ini sudah terlalu tinggi untuk dibeli, terutama jika tujuannya adalah spekulasi jangka pendek. "Secara fundamental, harga sudah tidak masuk akal untuk pembelian baru," ujarnya. Namun, ia mengakui bahwa banyak investor tetap memilih emas sebagai instrumen safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global.
- Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas:
- Ketidakstabilan ekonomi global
- Keterbatasan pilihan investasi aman
- Tingginya permintaan emas fisik
Strategi Investasi di Tengah Harga Tinggi
Assuaibi menyarankan untuk mempertimbangkan penjualan emas jika pemilik membutuhkan dana darurat. Namun, bagi yang memiliki dana menganggur, ia merekomendasikan untuk menahan emas dengan spekulasi harga bisa mencapai Rp 2,3-2,4 juta per gram.
Di sisi lain, perencana keuangan Andy Nugroho berpendapat bahwa emas tetap layak dibeli untuk investasi jangka panjang (minimal 3 tahun). "Emas adalah aset yang nilainya stabil seiring waktu, terlepas dari fluktuasi jangka pendek," jelasnya. Bagi pemula dengan dana terbatas, ia menyarankan strategi dollar cost averaging (pembelian bertahap).
Perkembangan Harga Emas Antam
- 10 April: Rp 1.846.000/gram (+Rp 34.000)
- 11 April: Rp 1.889.000/gram (+Rp 43.000)
- 12 April: Rp 1.904.000/gram (+Rp 15.000)
- 14 April: Rp 1.896.000/gram (-Rp 8.000)
Dalam sebulan terakhir, harga emas Antam telah naik total Rp 157.000 per gram, menunjukkan volatilitas yang tinggi di pasar logam mulia.