Waspada! Modus Penipuan yang Mengintai Wisatawan di Thailand

Thailand, khususnya Bangkok, dikenal sebagai destinasi wisata yang memikat dengan kekayaan budaya dan kuliner yang menggoda. Namun, di balik pesonanya, terdapat berbagai modus penipuan yang kerap menyasar wisatawan asing, termasuk dari Indonesia. Berikut adalah beberapa skema penipuan yang perlu diwaspadai sebelum merencanakan perjalanan ke Negeri Gajah Putih tersebut.

1. Skema Penipuan Batu Permata Pasar perhiasan di Bangkok memang terkenal, tetapi tidak semua penawaran yang berkilau adalah asli. Penipuan ini biasanya dimulai dengan pendekatan oleh seseorang yang berpura-pura sebagai turis atau pelajar. Mereka akan menawarkan diskon besar-besaran untuk batu permata yang diklaim sebagai bagian dari program pemerintah. Korban kemudian dibawa ke toko perhiasan palsu yang mengaku 'dikelola pemerintah'. Padahal, batu permata yang dijual seringkali berkualitas rendah atau bahkan imitasi.

2. Penipuan oleh Pengemudi Tuk-Tuk Tuk-tuk menjadi ikon transportasi di Bangkok, tetapi beberapa pengemudi memanfaatkannya untuk menipu wisatawan. Modusnya dimulai dengan klaim bahwa destinasi wisata seperti Grand Palace sedang tutup. Pengemudi kemudian menawarkan tur alternatif ke tempat-tempat lain, yang ternyata hanya berupa toko-toko dengan harga tidak wajar. Tak jarang, biaya tur pun melonjak di tengah jalan.

3. Klaim Palsu tentang Grand Palace Salah satu destinasi utama di Bangkok, Grand Palace, kerap menjadi sasaran penipuan. Orang-orang tak bertanggung jawab akan memberi tahu wisatawan bahwa istana sedang tutup karena alasan seperti upacara keagamaan atau libur nasional. Faktanya, Grand Palace sangat jarang tutup, kecuali untuk acara kerajaan tertentu. Selalu verifikasi informasi ini langsung di lokasi.

4. Penipuan Makanan Burung di Tempat Wisata Di sekitar kuil atau taman, penjual makanan burung sering menawarkan 'paket keberuntungan' dengan harga yang tidak masuk akal. Mereka akan melepaskan burung sebagai simbol keberuntungan, tetapi kemudian meminta bayaran yang jauh lebih tinggi dari yang disepakati. Hindari interaksi dengan penjual semacam ini atau pastikan harga disepakati sebelum transaksi.

5. Penduduk Lokal yang Menjebak Meski terkenal ramah, beberapa orang di Bangkok memanfaatkan keramahan mereka untuk menipu wisatawan. Mereka akan mengajak ngobrol dan menyarankan mengunjungi toko 'teman' mereka. Di toko tersebut, korban akan dihadapkan pada tekanan untuk membeli barang dengan harga yang sangat tinggi.

6. Manipulasi Argo Taksi Beberapa pengemudi taksi di Bangkok diketahui memodifikasi argo mereka agar tarif melonjak lebih cepat. Untuk menghindarinya, pastikan argo telah diaktifkan sebelum perjalanan dimulai atau gunakan aplikasi transportasi online yang lebih transparan.

7. Polisi Palsu yang Menjerat Wisatawan Ini adalah salah satu modus yang paling berbahaya. Pelaku menyamar sebagai polisi dan melakukan pemeriksaan paspor atau penggeledahan palsu. Mereka kemudian mengklaim menemukan pelanggaran dan meminta denda tunai. Ingat, polisi sungguhan tidak akan meminta uang tunai di tempat. Jika menghadapi situasi ini, mintalah untuk dibawa ke kantor polisi terdekat.