Dolar AS Tersandung Sentimen Negatif, Rupiah Berpeluang Melesat

Jakarta – Nilai tukar rupiah menunjukkan sinyal penguatan di tengah pelemahan indeks dolar AS yang menembus level psikologis di bawah 100. Analis menilai, sentimen risk-on di pasar ekuitas global turut mendorong aliran modal asing ke aset emerging markets, termasuk Indonesia.

Lukman Leong, Kepala Analis Doo Financial Futures, menyatakan bahwa rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp16.700–Rp16.850 per dolar AS. Faktor pendorong utamanya adalah kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengecualikan produk elektronik tertentu dari pengenaan tarif impor terhadap China. Kebijakan ini memicu kenaikan harga saham produsen elektronik di Asia dan mengurangi ketegangan perdagangan global.

  • Indeks dolar AS tercatat melemah ke level terendah sejak Juli 2023.
  • Kebijakan tarif Trump dianggap mengurangi tekanan inflasi global.
  • Cadangan devisa Indonesia menjadi sorotan pasar menjelang rilis data sore ini.

Ariston Tjendra, Presiden Direktur Doo Financial Futures, menambahkan bahwa pelemahan dolar AS juga dipicu kekhawatiran pasar terhadap dampak perang dagang terhadap pertumbuhan ekonomi AS. "Pasar mulai mempertanyakan daya tahan ekonomi AS jika tarif diperluas," ujarnya.

Pada perdagangan pagi ini, rupiah menguat 0,2% ke level Rp16.761 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg. Sementara itu, kurs tengah Jisdor menunjukkan penguatan menjadi Rp16.805 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.779. Meski demikian, analis mengingatkan bahwa pasar tetap rentan terhadap volatilitas mengingat ketidakpastian kebijakan moneter The Fed dan perkembangan perang dagang AS-China.