Turis Amerika Serikat Menyembunyikan Kebangsaan di Tengah Ketegangan Global

Paris – Dampak kebijakan luar negeri Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump ternyata tidak hanya dirasakan di ranah politik dan ekonomi, tetapi juga memengaruhi perilaku warga AS yang sedang berlibur di luar negeri. Sejumlah turis AS dilaporkan sengaja menyamarkan identitas kebangsaan mereka untuk menghindari respons negatif dari warga lokal.

Salah satu contoh terlihat dari pasangan Rick (74) dan Barbara Wilson (70) asal Oregon. Saat berjalan-jalan di Taman Tuileries, Paris, Rick menutupi logo bendera AS di topi bisbolnya dengan selotip hitam. "Kami merasa malu dengan situasi saat ini," ujar Rick, merujuk pada kebijakan tarif perdagangan AS yang menuai kritik global. Barbara bahkan membawa pin bendera Kanada sebagai "cadangan" jika diperlukan.

Fenomena serupa dialami oleh Chris Epps (56), seorang pengacara dari New York, yang sengaja tidak mengenakan atribut khas AS seperti topi New York Yankees selama kunjungannya ke Museum Louvre. "Saya tidak ingin menarik perhatian," katanya. Meskipun tidak ada bukti konkret bahwa warga AS mendapat perlakuan berbeda di Paris, ketegangan politik telah memicu kekhawatiran di kalangan turis.

Dampak pada Industri Pariwisata

  • Penurunan minat wisata: Philippe Gloaguen, pendiri Le Guide du Routard, mengungkapkan bahwa penjualan buku panduan wisata tentang AS turun hingga 25% pada tahun ini. "Pelanggan kami enggan menghabiskan uang di AS," jelasnya.
  • Pergeseran destinasi: Lonjakan permintaan terjadi untuk panduan wisata ke Kanada dan negara lain sebagai alternatif.
  • Proyeksi negatif: Lembaga riset Oxford Economics memprediksi penurunan 8,9% kunjungan warga Prancis ke AS pada 2024.

Sentimen Publik di Eropa

Survei terbaru menunjukkan 73% warga Prancis tidak lagi menganggap AS sebagai "sekutu yang dapat diandalkan". Sementara itu, 78% ekspatriat Prancis di AS menyatakan pesimisme terhadap masa depan mereka di sana. Analis menilai hal ini mencerminkan pergeseran dinamika hubungan transatlantik pasca-kebijakan kontroversial AS.

Meski demikian, belum ada data sistematis yang membuktikan penurunan penerimaan terhadap turis AS secara global. Perubahan sikap ini lebih bersifat anekdotal, tetapi cukup signifikan untuk memengaruhi persepsi dan keputusan perjalanan.