Banjir Berkepanjangan di Malangke Picu Konflik Satwa Liar dengan Warga
Malangke, Luwu Utara – Ancaman buaya semakin mengkhawatirkan warga di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, seiring dengan banjir yang melanda wilayah tersebut sejak April 2024. Kehadiran reptil tersebut tidak hanya menimbulkan keresahan, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi akibat serangan terhadap ternak warga.
Menurut laporan terbaru, buaya-buaya tersebut kerap terlihat di sekitar permukiman, terutama di daerah yang terdampak banjir parah seperti Dusun Belawa Baru, Desa Pattimang. Andi Sumarni, Kepala Desa Pattimang, mengungkapkan bahwa hewan ternak seperti bebek sering menjadi korban. "Buaya-buaya ini sudah menetap di sini sejak banjir melanda. Mereka kerap memangsa ternak warga, terutama yang tidak dijaga ketat," jelas Sumarni.
Beberapa fakta terkait situasi ini: - Lokasi Serangan: Buaya sering muncul di sekitar Tugu Pattimang dan kebun-kebun warga. - Dampak Ekonomi: Peternak kehilangan ternak seperti bebek dan sapi akibat serangan buaya. - Faktor Pemicu: Banjir yang berkepanjangan membuat habitat buaya meluas hingga ke pemukiman.
Banjir di Malangke sendiri telah berlangsung selama setahun, dengan 787 rumah terendam di lima desa, termasuk Pattimang dan Malangke. Muslim Muhtar, Kepala BPBD Lutra, menyatakan bahwa penyebab utama banjir adalah jebolnya tanggul di Daerah Aliran Sungai (DAS) Baliase dan Masamba. "Curah hujan tinggi dan kerusakan infrastruktur memperburuk situasi," ujarnya.
Warga setempat kini harus berjaga-jaga bukan hanya terhadap banjir, tetapi juga ancaman buaya yang semakin sering muncul. Upaya penanganan dari pihak berwenang dinilai masih belum optimal, sementara warga terus berusaha melindungi ternak mereka dengan cara seadanya.