Tidur Tengkurap dan Dampaknya pada Kebiasaan Mendengkur

Mendengkur atau ngorok sering kali menjadi masalah tidur yang dialami banyak orang, terutama saat berbaring terlentang. Salah satu solusi yang kerap dibahas adalah tidur dalam posisi tengkurap. Menurut ahli kesehatan, posisi ini dapat membantu mengurangi dengkuran dengan membuka saluran pernapasan. Namun, di balik manfaatnya, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.

Mekanisme Tidur Tengkurap dalam Mengurangi Dengkuran

  • Pengaruh gravitasi: Posisi tengkurap mencegah lidah jatuh ke belakang, yang sering menjadi penyebab sumbatan saluran napas.
  • Aliran udara lebih lancar: Dengan saluran napas yang lebih terbuka, udara dapat mengalir tanpa hambatan, mengurangi getaran jaringan lunak di tenggorokan.
  • Variasi efektivitas: Hasilnya bisa berbeda pada tiap individu, tergantung kondisi medis dan anatomi tubuh.

Risiko Kesehatan yang Perlu Dipertimbangkan

  • Masalah tulang belakang: Posisi tengkurap dapat menyebabkan nyeri leher dan punggung karena tulang belakang tidak dalam posisi netral.
  • Dampak pada kulit: Tekanan berlebihan pada wajah berpotensi memicu kerutan dini.
  • Bahaya bagi bayi: Tidur tengkurap sangat tidak disarankan untuk bayi karena meningkatkan risiko sindrom kematian mendadak.

Rekomendasi Posisi Tidur yang Lebih Aman

Ahli kesehatan umumnya menyarankan tidur miring ke kiri sebagai alternatif yang lebih aman. Posisi ini dinilai ideal untuk mendukung sistem pernapasan dan pencernaan. Meski tidur tengkurap boleh dilakukan sesekali, frekuensinya sebaiknya dibatasi untuk menghindari dampak negatif jangka panjang.