Dari Bali ke Eropa: Kisah Inspiratif Sawitri Menaklukkan Dunia Fesyen Internasional
Sawitri, seorang model asal Kabupaten Jembrana, Bali, telah membuktikan bahwa kerja keras dan tekad yang kuat mampu mengantarkannya ke panggung fesyen bergengsi di Eropa. Perjalanannya tidaklah mudah, dimulai dari penolakan agensi hingga tantangan finansial, namun semangatnya tak pernah padam. Kini, namanya dikenal di berbagai ajang mode ternama, termasuk Lisbon Fashion Week dan Portugal Fashion Week.
Awalnya, Sawitri menempuh pendidikan di sekolah pariwisata di Bali, namun merasa tidak cocok dengan bidang tersebut. Pada 2017, ia memutuskan pindah ke Jakarta dan bekerja di perusahaan tantenya yang bergerak di bidang edukasi saham. Pertemuannya dengan para pebisnis besar mengubah cara pandangnya tentang kehidupan. Ia mulai memperbaiki penampilan dan membangun mindset baru untuk meraih kesuksesan.
Meski kariernya di bidang saham berjalan baik, kondisi ekonomi keluarganya memaksanya mencari pekerjaan tambahan. Ia sempat mencoba berbagai usaha, mulai dari berjualan bunga hingga membuka event organizer. Dorongan dari tantenya membawanya ke dunia modeling pada 2018. Di bawah bimbingan model senior Kimmy Jayanti, Sawitri belajar secara otodidak melalui YouTube dan akhirnya mengikuti casting di agensi Jakarta.
Namun, perjalanannya tidak langsung mulus. Ia kerap ditolak karena warna kulit dan bentuk tubuhnya yang dianggap tidak sesuai standar industri saat itu. "Aku lihat nggak ada model yang kulitnya seperti aku, nggak ada yang sekurus aku, ya nggak dapat lah kerjaan," kenang Sawitri. Kesempatan dari agensi luar negeri pun kandas karena ia dinilai terlalu kurus.
Titik balik kariernya terjadi ketika suaminya mengenalkannya pada sahabat Anja Rubik, supermodel asal Polandia. Di Warsawa, Sawitri bergabung dengan agensi New Age Models dan kariernya mulai menanjak. Kini, ia bernaung di bawah Rebels Model asal Polandia dan bekerja sama dengan sembilan agensi internasional di kota-kota mode dunia, termasuk Paris, Milan, dan Copenhagen.
Sawitri juga telah tampil untuk brand ternama seperti Zalando, Adidas, dan Puma, serta majalah fesyen terkemuka Vogue. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah tampil di Lisbon Fashion Week dan Portugal Fashion Week tanpa harus mengikuti casting. "Aku sudah jadi model untuk Lisbon Fashion Week selama 2,5 tahun, lima musim berturut-turut, dan nggak pernah ikut casting," ujarnya bangga.
Menurut Sawitri, perbedaan utama antara industri fesyen di Indonesia dan Eropa terletak pada profesionalisme waktu. "Di Eropa, semuanya berjalan efisien dan tertata. Show jam lima sore, kita bisa datang jam dua siang. Jadi waktu kita nggak terbuang percuma," jelasnya. Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi banyak orang untuk mengejar mimpi mereka di dunia modeling, tanpa takut akan perbedaan fisik atau latar belakang.