Fatih Unru: Menjaga Nama Baik Sang Ayah, Yayu Unru, Lebih dari Beban Karier

Fatih Unru: Menjaga Nama Baik Sang Ayah, Yayu Unru, Lebih dari Beban Karier

Kepergian aktor senior Yayu Unru meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan para penggemarnya. Bagi sang putra, Fatih Unru, kepergian Yayu Unru menghadirkan perspektif baru tentang tanggung jawab. Alih-alih merasa terbebani untuk meneruskan jejak sang ayah di dunia perfilman, Fatih justru merasakan kekhawatiran yang lebih besar: menjaga nama baik dan warisan (legacy) yang telah dibangun Yayu Unru.

"Gue nggak lihat kayak kebaikannya bokap gue sama gue atau sama orang lain jadi beban. Tapi gue lebih ngerasa ketakutan terbesar bahwa gue itu ngotorin legacy-nya dia," ungkap Fatih saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Pernyataan ini mencerminkan kedewasaan Fatih dalam menyikapi kariernya. Ia tidak hanya fokus pada pencapaian pribadi, tetapi juga pada bagaimana tindakannya dapat memengaruhi reputasi almarhum ayahnya.

Setelah kepergian Yayu Unru pada 5 Desember 2023 akibat serangan jantung, Fatih menyadari pentingnya berhati-hati dalam bertindak. Aktor muda yang membintangi film Pengepungan di Bukit Duri ini kini lebih selektif dalam memilih peran dan menjaga sikap, baik di depan maupun di belakang kamera. Fatih ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambilnya selaras dengan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Yayu Unru.

"Jadi mulai dari sekarang, at least gue sadarin gue mulai ambil langkah yang tepat, lebih baik ke depannya, jadi mau di dalam kamera atau di luar karier gitu," jelasnya.

Fatih Unru tidak memiliki ambisi muluk-muluk dalam kariernya. Baginya, yang terpenting adalah menjaga nama baik sang ayah dan meneruskan semangatnya dalam berkarya. Ia ingin berkontribusi positif bagi industri perfilman Indonesia tanpa harus 'mengotori' warisan yang telah dibangun Yayu Unru.

Kehilangan sosok Yayu Unru tentu menjadi pukulan berat bagi Fatih. Ia mengaku merindukan momen-momen diskusi tentang film setelah syuting atau premiere. "Karena dulu setiap kali gue selesai syuting atau premier, gue selalu ingin tahu pendapatnya dia gitu. Sekarang kan sudah nggak ada lagi gitu, tapi walaupun dia sudah nggak ada, gue tetap ngomong dalam hati kira-kira dia ngelihat perform gue di sini gimana ya," ujarnya dengan nada sendu.

Fatih menyadari bahwa ia memiliki privilege sebagai putra seorang aktor ternama. Namun, ia tidak ingin memanfaatkan nama besar Yayu Unru untuk mendongkrak popularitasnya. Ia lebih memilih untuk membuktikan kemampuannya melalui kerja keras dan dedikasi.

"Gue nggak pernah bawa-bawa nama bapak gue dalam film gue, ini buat bapak gitu, karena nggak relevan. Tapi gue senang saja ngelakuin ini, berakting, jadi lebih merasa dekat sama dia gitu. Jadi nggak ada pembuktian," kata Fatih.

Bagi Fatih, berakting adalah cara untuk merasa lebih dekat dengan Yayu Unru. Ia berharap dapat mengikuti jejak sang ayah yang terus berkarya hingga akhir hayat. Semangat inilah yang mendorong Fatih untuk terus memberikan yang terbaik dalam setiap perannya, bukan sebagai beban melainkan sebagai kehormatan untuk menjaga legasi Yayu Unru.

Berikut poin-poin penting dari wawancara dengan Fatih Unru:

  • Fokus Menjaga Nama Baik: Fatih lebih memprioritaskan menjaga nama baik Yayu Unru daripada merasa terbebani untuk meneruskan kariernya.
  • Kehati-hatian dalam Bertindak: Fatih lebih berhati-hati dalam setiap tindakannya, baik di depan maupun di belakang kamera.
  • Tanpa Ambisi Muluk: Fatih tidak memiliki ambisi besar selain menjaga nama baik sang ayah dan meneruskan semangatnya dalam berkarya.
  • Merindukan Diskusi Film: Fatih merindukan momen-momen diskusi film dengan Yayu Unru setelah syuting atau premiere.
  • Berakting sebagai Penghormatan: Bagi Fatih, berakting adalah cara untuk merasa lebih dekat dengan Yayu Unru dan memberikan penghormatan kepadanya.