Bahaya Mengintai di Balik Tren Sewa Smartphone: Ancaman Pencurian Data Pribadi Meningkat
Euforia Lebaran Ternodai Risiko Keamanan Siber: Waspada Sewa Smartphone
Momen libur Lebaran yang identik dengan silaturahmi dan kebersamaan keluarga, kini diwarnai tren baru: penyewaan smartphone. Demi mengabadikan momen spesial dan tampil maksimal, banyak masyarakat yang memilih menyewa perangkat premium seperti iPhone. Namun, di balik kemudahan dan gaya hidup modern ini, tersembunyi ancaman serius terhadap keamanan data pribadi.
Fenomena ini mencuat seiring laporan dari berbagai kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, hingga Banyuwangi yang menunjukkan lonjakan permintaan sewa smartphone menjelang Idulfitri. Praktis dan dianggap solusi instan, namun pengguna kerap mengabaikan potensi risiko keamanan yang mengintai.
"Menyewa smartphone memang menawarkan kepraktisan sesaat, namun pengguna harus sadar akan jejak data sensitif yang berpotensi tertinggal," tegas Niki Luhur, Founder dan Group CEO Vida, dalam keterangan resminya. Ia menambahkan, "Banyak pengguna kurang menyadari bahwa saat menggunakan ponsel sewaan untuk mengakses akun digital atau memasukkan data pribadi seperti nomor KTP dan swafoto, mereka membuka celah bagi tindak kejahatan siber. Para pelaku kejahatan (fraudster) tidak perlu lagi bersusah payah membobol sistem, karena celah keamanannya sudah terbuka lebar."
Celah keamanan ini dapat berasal dari data yang tersimpan otomatis pada perangkat, cache aplikasi, hingga akses residual ke sistem operasi (iOS atau Android) dari pengguna sebelumnya. Informasi ini dapat dimanfaatkan pelaku kejahatan untuk mengambil alih akun korban hanya dalam hitungan menit, sebuah praktik yang dikenal sebagai Account Takeover (ATO).
Ancaman Nyata di Balik Kemudahan yang Ditawarkan
Vida mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat menggunakan perangkat sewaan, terutama saat mengakses layanan penting seperti perbankan digital, dompet digital, platform e-commerce, hingga akun media sosial. Penggunaan perangkat yang bukan milik pribadi menyimpan risiko keamanan yang tinggi, terutama jika digunakan untuk proses login, transaksi finansial, atau verifikasi identitas digital.
Kekhawatiran ini diperkuat oleh data dari whitepaper terbaru Vida yang berjudul "Where's The Fraud? The State of Authentication and Account Takeovers in Indonesia". Temuan utama dari studi tersebut cukup mengkhawatirkan:
- 97% perusahaan di Indonesia melaporkan pernah mengalami insiden Account Takeover dalam 12 bulan terakhir.
- 67% konsumen mengaku pernah menjadi korban transaksi tidak sah pada akun digital mereka.
- 7 dari 10 kasus serangan siber terhadap bisnis dan individu melibatkan akses tanpa izin yang berasal dari perangkat atau lokasi yang tidak dikenal.
- 71% insiden Account Takeover berujung pada kerugian finansial atau transaksi ilegal.
Langkah Preventif untuk Pengguna Smartphone Sewaan
Melihat tren penyewaan smartphone yang semakin populer, Vida menekankan pentingnya kesadaran dan tindakan preventif untuk melindungi data pribadi. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
- Hindari Menyimpan Informasi Sensitif: Jangan menyimpan kata sandi (password), PIN, nomor kartu kredit, atau data perbankan lainnya di perangkat sewaan.
- Lakukan Factory Reset: Pastikan untuk melakukan pengaturan ulang pabrik (factory reset) pada perangkat sebelum dan setelah digunakan untuk menghapus semua jejak data pribadi.
- Aktifkan Autentikasi Multi-Faktor (MFA): Aktifkan fitur keamanan tambahan seperti MFA (misalnya kode OTP, biometrik) saat masuk ke akun digital untuk mencegah akses tidak sah.
- Batasi Login Akun Penting: Hindari login ke akun-akun penting (perbankan, email utama, dompet digital) menggunakan perangkat yang bukan milik pribadi.